@mastersthesis{digilib33758, month = {July}, title = {HERMENEUTIKA DAN IDEOLOGI DALAM TAFSIR ISLAMIS: TELAAH KRITIS ATAS TAFSIR DAN TA`WIL KARYA USTADZ MUDZAKKIR, SURAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 1620010004 MELANI LATIFAH}, year = {2018}, note = {Sunarwoto., Ph.D}, keywords = {tafsir, hermeneutika, ideologi, dan Ustadz Mudzakkir.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33758/}, abstract = {Tafsir dan Ta`wil merupakan produk tafsir dari sebuah pergerakan Islam di Surakarta yaitu Jamaah Al-Islam Gumuk (JAIG). Ustadz Mudzakkir yang mempunyai nama pena Abdurrahman Sidiq merupakan pimpinan dari JAIG sekaligus penulis dari Tafsir dan Ta`wil. Sebagai sebuah tafsir pergerakan yang bercorak Islamis, Tafsir dan Ta`wil menyuguhkan penafsiran dengan tetap mempertahankan prinsip hermeneutika, dan di sisi lain memunculkan aspek ideologinya untuk ayat-ayat tertentu. Ideologi yang tercermin di dalam Tafsir dan Ta`wil adalah Al-Islam. Al-Islam memainkan peran penting di dalam penafsiran yang dilakukan Ustadz Mudzakkir. Hal tersebut dikarenakan Al-Islam sangat mendomonasi penafsiran-penafsiran di dalam Tafsir dan Ta`wil. Tesis ini mengkaji apa saja prinsip eksegesis Tafsir dan Ta`wil serta bagaimana perinsip tersebut tercermin di dalamnya, bagaimana pengaruh ideologi Al-Islam terhadap penafsiran Ustadz Mudzakkir, dan bagaiamana penafsiran Ustadz Mudzakkir mencerminkan perlawanan terhadap negara. Penelitian ini menemukan bahwa penafsiran Ustadz Mudzakkir di dalam Tafsir dan Ta`wil merupakan cerminan dari jargon ?kembali pada Al-Qur?an dan hadis?. Selain itu, Al-Islam sebagai ideologi sangat berpengaruh terhadap penafsiran Ustadz Mudzakkir. Penafsiran-penafsiran Ustadz Mudzakkir di dalam Tafsir dan Ta`wil ditujukan untuk mewujudkan negara yang berdasarkan Syari`at Islam dengan berideologikan Al-Islam. Di sisi lain, penafsiran Ustadz Mudzakkir juga untuk mewujudkan cita-cita wahdat al-ummah, yaitu persatuan umat Muslim di seluruh dunia dengan satu pimpinan saja. Hal tersebut terbukti dari beberapa penafsirannya mengenai sistem pemerintahan yang meliputi demokrasi dan kepemimpinan, jihad, dan hubungan antara Muslim dan non-Muslim. Penafsiran Ustadz Mudzakkir terkait hal-hal yang disebutkan di atas, merupakan counter terhadap tafsir negara. Seperti penafsirannya terkait sistem pemerintahan yang menyebutkan bahwa demokrasi merupakan faktor pemecah belah umat. Ustadz Mudzakkir menyebutkan bahwa, {\=u}lil amri yang dimaksud dalam Al-Qur?an adalah pemerintahan yang berasal dari kalangan Muslim saja, dipilih oleh Muslim saja, dan untuk kepentingan umat Muslim saja. Perlawanan Ustadz Mudzakkir terhadap pemerintah semakin jelas ketika menafsirkan ayat-ayat jihad yang dikaitkan dengan aksi-aksi terorisme. Yang menurutnya bahwa orangorang yang melakukan jihad mendapat tempat mulia di sisi Allah meskipun di dunia dicap sebagai teroris. Untuk mengaktifkan kembali ayat jihad, Ustadz mudzakkir menerapkan konsep naskh-mansukh. Penafsirannya tersebut merupakan bukti perlawanan Ustadz Mudzakkir terhadap pemerintah yang dipandu oleh Al-Islam dan cita-cita wahdat al-ummah.} }