TY - THES N1 - Dr. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum., ID - digilib33801 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33801/ A1 - KHARISMA PUTRI AULIA AZNUR, NIM. 1620310022 Y1 - 2018/08/20/ N2 - Tujuan utama perkawinan adalah membentuk keluarga sakinah mawaddah wa ra?mah, dan salah satu ikhtiar untuk mewujudkan tujuan perkawinan adalah dengan melaksanakan hak dan kewajiban suami isteri dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Permasalahan dalam perkawinan pasti ada, masalah-masalah ini dapat muncul oleh beberapa faktor, salah satunya karena pasangan suami isteri melalaikan hak dan kewajiban yang seharusnya diampu, dalam Pasal 84 KHI dijelaskan bahwa apabila isteri tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai seorang isteri seperti yang dimaksud pada pasal 83 (1), maka isteri dianggap nusy?z. Nusy?z menurut fuqaha Hanafiyah adalah sebagai bentuk ketidaksenangan yang terjadi antara suami dan isteri. Selanjutnya nusy?z menurut Malikiyah adalah saling menganiaya suami isteri. Menurut ulama Syafi?iyah nusy?z merupakan perselisihan antara suami isteri. Ulama Hanbaliyah mengartikan nusy?z sebagai ketidaksenangan dari pihak istri atau suami yang disertai dengan pergaulan yang tidak harmonis. Setelah penjelasan nusy?z di atas, apabila kita lihat dalam putusan perceraian yang ada di Pengadilan Agama Brebes, maka kita tidak akan menemukan putusan nusy?z. Meskipun dalam pokok permasalahan terlihat sekali apa yang terjadi antara pemohon dan termohon merupakan bentuk nusy?z. Dari uraian ini muncul beberapa pokok masalah yang berkaitan dengan nusy?z sebagai berikut : Bagaimana konsep nusy?z dalam hukum Islam dan hukum positif Indonesia, dan Bagaimana tinjauan yuridis terhadap putusan hakimPengadilan Agama Brebes tentang perceraian yang terindikasi Nusy?z. Sebagai sebuah penelitian kepustakaan (library research), diharapkan penelitian berikut mampu mengelaborasi data dan fakta yang ada dengan sifat penelitian deskriptifanalisis. Teori yang digunakan adalah teori penemuan hukum (rechtvinding), yang merupakan sebuah teori yang memiliki dua arti. Pertama, penemuan hukum dapat pula disebut sebagai penerapan aturan pada peristiwa kongkret, dengan demikian dalam kasus ini berarti peraturan telah ada, dan tugas hakim hanya menerapkan atau mengkongkritkan. Kedua, pembentukan hukum, maka dalam kasus ini peraturan belum tersedia, dan tugas hakim mencari atau menggali atau membentuk dengan berbagai cara, yaitu dengan interpretasi, argumentasi dan konstruksi. Dengan menggunakan teori penemuan hukum (Rechtvinding) peneliti mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa Putusan yang telah dilakukan hakim Pengadilan Agama Brebes sesuai dengan teori penemuan hukum, dalam arti bahwa hakim telah menerapkan aturan pada suatu peristiwa. Selain itu, putusan hakim Pengadilan Agama Brebes juga sesuai dengan metode interpretasi dalam teori penemuan hukum. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Nusy?z KW - Putusan Pengadilan Agama Brebes. M1 - masters TI - ANALISIS DENGAN TEORI RECHTVINDING TERHADAP PUTUSAN HAKIM TENTANG PERCERAIAN YANG TERINDIKASI NUSY?Z (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA BREBES) AV - restricted EP - 197 ER -