@phdthesis{digilib33941, month = {October}, title = {PEMAKNAAN ANGGOTA KORPS DAKWAH ISLAMIAH SUNAN KALIJAGA (KORDISKA) TENTANG AKHLAKUL KARIMAH DALAM FILM CAHAYA CINTA PESANTREN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 14210084 LISTIANA KHASANAH}, year = {2018}, note = {Khoiro Ummatin, S. Ag., M. Si.}, keywords = {Analisis Resepsi, Akhlakul Karimah, Film.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33941/}, abstract = {Akhir-akhir ini masyarakat dikejutkan dengan sering terjadinya tindak kriminalitas di berbagai daerah di perkotaan maupun di pedesaan. Tidak hanya orang dewasa, tetapi kriminalitas juga dilakukan anak remaja. Dari fenomena kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh remaja maka tidak heran jika orang tua mempunyai kekhawatiran ketika mereka mempunyai anak yang beranjak remaja. Banyak orang tua yang mempercayakan anaknya kepada pondok pesantren untuk mendapatkan pendidikan moral dan budi pekerti (akhlakul karimah). Penelitian ini berfokus pada pemaknaan Anggota KORDISKA tentang Akhlakul Karimah dalam Film Cahaya Cinta Pesantren. Terdapat delapan indikator dari akhlakul karimah yaitu berbakti kepada orang tua, jujur, perasaan malu, memelihara kesucian diri, rasa kasih sayang, berhemat, berlaku sederhana dan memelihara amanah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori resepsi untuk menganalisis makna yang diciptakan oleh khalayak terhadap pesan media dalam sebuah film. Teknik analisis dalam penelitian ini berdasarkan pada teori resepsi Stuart Hall dan didukung dengan tinjauan akhlakul karimah. Sedangkan pengumpulan data penelitian menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Film Cahaya Cinta Pesantren dirilis pada Januari 2017 yang bergenre drama religi dan berdurasi 144 menit. film tersebut diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Ira Madan. Film Cahaya Cinta Pesantren menceritakan kehidupan Marshila Silalahi dan teman-temannya yang menuntut ilmu di sebuah pesantren. Mereka berusaha untuk dapat beradaptasi dengan budaya di pesantren serta tetap teguh dalam menggapai impian. Film tersebut berkaitan dengan penerapan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat informan memberikan pemaknaan yang sama maupun berbeda tentang akhlakul karimah yang terdapat di Film Cahaya Cinta Pesantren. Akan tetapi sebagian besar pemaknaan keempat informan menempati posisi hegemoni dominan. Sehingga secara garis besar, film Cahaya Cinta Pesantren merupakan film yang menampilkan akhlakul karimah berdasarkan delapan indikator tersebut.} }