eprintid: 34268 rev_number: 9 eprint_status: archive userid: 12209 dir: disk0/00/03/42/68 datestamp: 2019-04-05 02:30:22 lastmod: 2019-04-05 02:30:22 status_changed: 2019-04-05 02:30:22 type: article metadata_visibility: show creators_name: Maftuhin, Arif title: Mengikat Makna Diskriminasi: Penyandang Cacat, Difabel, dan Penyandang Disabilitas ispublished: pub subjects: K subjects: Pe_So subjects: dif divisions: jurn_inklusi full_text_status: public keywords: stigma; disabled; persons with disability; difabel; differently abled. abstract: The research is about the ‘struggle’ to name persons with disabilities in Indonesia. As in other countries that find naming as an important tool in the fight for equality, Indonesia witnessed various naming influenced by the way people see disability and persons with disability. The research is aimed at understanding which naming that is more popular in terms of its usage and how a term is used. The data are gathered from the online use of three words: penyandang cacat, difabel, dan penyandang disabilitas. It seeks to see the poplarity of the words in three different levels: their trends, popular use in the online news media, and their academic use in the journals and books. The method to gather and analyze the data is mostly helped by Google search engine and its rich features. The researh concluded that there has been a dynamic use of the words across the level. ‘Difabel’ is the most popular word in trend; ‘Penyandang Disabilitas’ shared the popularity with ‘Difabel’ among news media; and surprisingly ‘Penyandang Cacat’ is still the most used term among scholars. [Penelitian ini difokuskan untuk meneliti ‘perebutan makna’ dan penggunaan berbagai istilah terkait dengan difabel. Penelitian bertujuan melihat istilah mana yang paling banyak digunakan dan bagaimana istilah-istilah itu digunakan. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data daring (online) terkait dengan tiga istilah kunci dalam wacana disabilitas di Indonesia: penyandang cacat, difabel, dan penyandang disabilitas. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data online dan menganalisisinya dalam tiga aspek: tren penggunaan istilah; popularitas di dunia berita daring; dan penggunaan di dunia akademik. Penelitian menunjukkan bahwa ada dinamika menarik dalam penggunaan ketiga istilah itu di ketiga wilayah pencarian. Istilah ‘difabel’, meskipun tidak diakui sebagai istilah resmi undang-undang, adalah istilah yang paling populer di tren. Sementara istilah ‘penyandang disabilitas’ mencatatkan skor popularitas yang sedikit lebih tinggi dari ‘difabel’ dalam penggunaan di media daring. Sementara istilah ‘penyandang cacat’ justru masih sangat populer dalam penggunaan akademik.] date: 2016-02-04 date_type: published publication: INKLUSI Journal of Disability Studies volume: 3 number: 2 publisher: Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga pagerange: 139-162 id_number: doi.org/10.14421/ijds.030201 refereed: TRUE issn: 2355-8954 official_url: http://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/inklusi/index citation: Maftuhin, Arif (2016) Mengikat Makna Diskriminasi: Penyandang Cacat, Difabel, dan Penyandang Disabilitas. INKLUSI Journal of Disability Studies, 3 (2). pp. 139-162. ISSN 2355-8954 document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34268/1/1152-2258-3-PB.pdf