%0 Thesis %9 Masters %A MUHAMMAD FARIED NABIL, NIM. 1620310020 %B PASCASARJANA %D 2018 %F digilib:34349 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Aktivis Dakwah Kampus, Poligami, Narasi. %P 165 %T MASTER NARASI POLIGAMI PADA AKTIVIS DAKWAH KAMPUS (STUDI KASUS TERHADAP ANGGOTA PEREMPUAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS YOGYAKARTA) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34349/ %X Penelitian ini membahas tentang narasi-narasi utama poligami yang eksis berkembang di masyarakat. Materi yang disajikan dalam penelitian ini didasarkan pada premis bahwa narasi merupakan sumber daya yang kuat untuk menentukan kultur dan pembentukan persepsi. Penelitian berangkat dari maraknya kembali wacana poligami di Indonesia yang terus menerus dikembangkan dan diproduksi ulang oleh berbagai kelompok. Berangkat dari hal tersebut, respon dan persepsi masyarakat dalam menanggapi fenomena poligami sudah pasti berbeda. Penelitian ini ingin mencari tahu bagaimana persepsi masyarakat dalam menyikapi wacana poligami serta narasi-narasi apa saja yang berkembang dan bagaimana narasi tersebut digunakan sebagai landasan ideologis. Masyarakat dalam penelitian ini adalah Aktivis Dakwah Kampus (ADK) perempuan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Yogyakarta. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan naratif dengan kerangka kerja analisis master narasi Halverson. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang didukung oleh penelitian pustaka (library research) dengan data primer hasil wawancara, sedangkan data sekunder adalah buku-buku dan beberapa literatur yang terakit. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga interpretasi dalam menyikapi poligami, yaitu kelompok pro poligami, kelompok pro poligami dengan syarat, dan kelompok kontra poligami. Kelompok pro poligami beralasan bahwa setuju dengan poligami karena poligami merupakan sebuah perintah Tuhan dan harus ditaati. Kelompok pro poligami dengan syarat mengatakan bahwa poligami memang diatur di dalam Alquran dan setuju dengan poligami. Namun, mereka mempunyai alasan khusus, seperti setuju poligami bila terdapat cacat tubuh atau tidak dapat memberikan keturunan serta istri kedua dipilih langsung oleh istri pertama. Kelompok kontra poligami tidak setuju dengan poligami karena mereka mempunyai pengalaman buruk yang diakibatkan poligami. Narasi-narasi yang ditemukan antara lain; ketimpangan rasio populasi laki-laki dan perempuan sebagai legitimasi kebolehan poligami bagi kelompok pro poligami. Kelompok pro poligami dengan syarat merujuk kisah Sarah, poligami Aa Gym, dan kisah pada beberapa film bertema poligami sebagai alasan mengizinkan poligami. Kelompok kontra poligami menggunakan kisah perkawinan Nabi dengan Khadijah sebagai penolakan poligami dan bukti perkawinan ideal. Narasi-narasi tersebut menjadi landasan ideologis bagi ketiga kelompok interpretasi poligami. %Z Dr. Ahmad Bunyan Wahib, M.Ag., M.A.