@phdthesis{digilib34353,
           month = {July},
           title = {IMPLEMENTASI METODE BERCERITA PADA PROGRAM STORY
TELLING DI KELAS ATAS SDIT SALSABILA 3 BANGUNTAPAN},
          school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA},
          author = {NIM.  13480082 INE WULANDARI},
            year = {2018},
            note = {Dr. Andi Prastowo, M.Pd.I.,},
        keywords = {Metode Bercerita, Program, Kelas Atas, SDIT.},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34353/},
        abstract = {Penelitian ini berangkat dari rendahnya penggunaan metode bercerita
terutama di sekolah formal. Padahal metode bercerita sudah dikembangkan di
banyak negara dengan memasukkannya ke dalam pembelajaran di sekolah. Salah
satu sekolah yang sudah menerapkan metode bercerita sebagai sebuah kebijakan
sekolah yakni SDIT Salsabila 3 Banguntapan khususnya di kelas atas. Tujuan
penelitian ini adalah: 1) untuk mendeskripsikan implementasi metode bercerita
pada program story telling di kelas atas SDIT Salsabila 3 Banguntapan, 2) untuk
menjelaskan faktor penghambat dan pendukung teknik penyampaian bercerita pada
program story telling di SDIT Salsabila 3 Banguntapan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara mendalam, dan observasi
nonpartisipan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan
Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Sedangkan teknik pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber
dan teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Implementasi metode bercerita
pada program story telling di kelas atas SDIT Salsabila 3 Banguntapan terbagi
dalam tiga tahapan yaitu a) desain program (latar belakang lahirnya program,
perumusan tujuan, perincian tugas, perencanaan anggaran biaya dan pembentukan
jadwal); b) pelaksanaan program (pola koordinasi, sarana dan prasarana, teknis
pelaksanaan metode bercerita, pelaksanaan metode bercerita secara terperinci); c)
monitoring program (evaluasi program melalui sebuah forum, pencarian solusi
tehadap hambatan); 2) faktor penghambat terbagi menjadi dua yaitu: a) sudut
pandang pendengar (pendengar gaduh, kurang memperhatikan, dan memilih sibuk
berkegiatan sendiri; dan pendengar mempertanyakan mengenai fakta cerita); b)
sudut pandang pencerita (kurangnya kesiapan dari pencerita; sumber cerita yang
tidak seragam; dan alat peraga yang tidak digunakan dengan maksimal).
Sedangkan, 3) faktor pendukung kegiatan bercerita terdiri dari: a) pertanyaan
mengenai cerita kepada pendengar; b) variasi suara oleh pencerita; c) manfaat yang
dirasakan dari cerita; dan d) reaksi positif dari pendengar terhadap cerita.}
}