TY - THES N1 - Cth. Pembimbing : Drs. M. SODIK, S. Sos., M. Si. YASIN BAIDI, S. Ag., M. Ag. ID - digilib3439 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3439/ A1 - AGUS WAHYUDI - NIM. 04380080/03, Y1 - 2010/01/21/ N2 - ABSTRAK Transaksi dalam jual beli merupakan aktifitas dalam memenuhi perekonomian keluarga. Dalam hal ini jual beli salak pondoh yang dilakukan oleh masyarakat Bangunkerto adalah salah satu dari bagian yang secara umum terdapat di pasar, yaitu dengan menggunakan sistem pemotongan pada timbangan, dimana ketentuan praktek pemotongan telah diketahui dan dipraktekkan dalam kesehariannya oleh para pedagang karena hal ini telah menjadi suatu yang umum dalam jual beli salak pondoh. Praktek pemotongan timbangan terdapat beberapa macam, akan tetapi pada umumnya pemotongan dilakukan pada jumlah 1/15 kg Selain pemotongan barang tersebut masih ada pemotongan lain yaitu pemotongan tempat salak. Pemotongan timbangan dengan jumlah 1/15 kg artinya pada setiap timbangan yang berjumlah 15 kg salak pondoh dipotong 1 kg. Sedangkan pemotongan pada tempatnya, tergantung pada berat tempat tersebut. Pemotongan yang dilakukan para pedagang merupakan sebuah kejanggalan yang dirasakan oleh penjual Desa Bangunkerto. Adanya sistem pemotongan tersebut terkadang membuat penjual enggan memberikan dagangannya, namun karena pemotongan ini sudah umum dan telah menjadi kebiasaan yang terjadi dipasaran, bahkan dilapangan tidak nampak adanya transaksi yang jelas terutama pada lafadz dalam aqad yang dilakukan oleh penjual maupun pedagang. Oleh karena itu, yang menjadi permasalahan bagi penyusun adalah Bagaimana praktek transaksi jual beli salak pondoh yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY? Dan bagaimana praktek transaksi tersebut dalam perspektif sosiologi hukum Islam? Metode penelitian yang penyusun lakukan adalah dengan metode jenis penelitian field research, yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan sosiologi hukum Islam dengan menggunakan populasi dan sampel yaitu para penjual dan pembeli serta tokoh agama sebagai penunjuk sejauh mana aplikasi hukum Islam dilaksanakan di Masyarakat, sehingga dapat menjadi salah satu pengaruh dalam transaksi tersebut. Dari permasalah tersebut bahwa dalam jual beli salak pondoh dengan sistem quot;1/15 quot; yang dilakukan oleh masyarakat Bangunkerto telah sesuai dengan rukun dan syarat jual beli dalam hukum Islam yaitu adanya penjual, pembeli, objek yang diperjual belikan dan sighat ijab dan kabul. Sedangkan persengketaan biasanya pada besar kecilnya potongan timbangan, namun hal tersebut dapat disadari oleh petani karena telah mengetahui dasar adanya potongan timbangan. Dalam perspektif sosiologi hukum Islam, apabila itu tetap muncul maka dapat diselesaikan dengan transparansi, dengan begitu maka jual beli akan saling rela dan akibatnya terjalin rasa kekeluargaan/interaksi sosial dengan baik. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - perspektif sosiologi hukum Islam KW - jual beli KW - salak pondoh M1 - skripsi TI - PRAKTEK JUAL BELI SALAK PONDOH DI DESA BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM AV - restricted ER -