%0 Thesis %9 Skripsi %A MAYLIA DWI CAHYATI, NIM. 15230005 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2018 %F digilib:34540 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Desa Wisata, Pemberdayaan Masyarakat, Konflik %P 138 %T BERDAYA BERSAMA WARGA : PENGEMBANGAN DESA WISATA GARONGAN TURI SLEMAN YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34540/ %X Desa wisata merupakan salah satu upaya pengembangan masyarakat dan peningkatan perekonomian dalam pengentasan kemiskinan. Desa Wisata Garongan yang berada di Padukuhan Kembang, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY mengembangkan desa wisata dengan tujuan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat serta pemanfaatan aset yang ada. Hal ini menarik karena tidak semua aset alam yang ada dapat dikembangkan dan memberikan dampak bagi masyarakat. Selain adanya aset alam cara berfikir masyarakat juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu kelompok masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan warga memilih opsi pengembangan Desa Wisata Garongan, proses dan mekanisme pengembangan desa wisata, proses sharing keuntungan, dampak pengembangan desa wisata, serta konflik dan resolusi konflik pengembangan desa wisata. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah pemerintah padukuhan, pengelola desa wisata, masyarakat, dan pengunjung desa wisata. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu dua bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan pengembangan desa wisata adalah pemanfaatan aset serta melakukan upaya pemberdayaan masyarakat. Proses dan mekanisme pengembangan desa wisata mencakup 4D yakni discovery, dream, design, dan destiny. Dalam melakukan sharing keuntungan menggunakan profit and revenue sharing. Dampak berkembangnya desa wisata terhadap masyarakat sekitar adalah peningkatan pendapatan, meningkatkan perekonomian,, membuka lapangan pekerjaan, ramainya desa, reboisasi, serta kesadaran akan lingkungan hidup. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata tidak jauh dari dinamika konflik. Konflik yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah perbedaan cara berfikir, komunikasi yang tidak baik, serta permbagian keuntungan yang tidak adil. Adanya konflik dalam pengembangan desa wisata tidak mempengaruhi banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung pada setiap tahunnya. Kekuatan yang dimiliki oleh pengelola adalah manajemen emosi, keikhlasan, serta kebersamaan sehingga ketika banyak konflik yang masuk pengelola tetap kuat untuk mengembangkan desa wisata %Z Dr. Abdur Rozaki.,S.Ag.,M.Si