@phdthesis{digilib34625, month = {February}, title = {TELAAH ATAS HADIS TAWAF IF{\=A}{\d D}AH DALAM HAJI TAMATTU? ANTARA BERSA?{\=I} DAN TANPA SA?{\=I} ( ANALISIS TA?{\=A}RU{\d D} AL-ADILLAH )}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 15360011 ANA HIMMATUL MAMLUAH}, year = {2019}, note = {H. WAWAN GUNAWAN, S. Ag., M. Ag}, keywords = {Hadis Aisyah, Hadis Ibnu Abbas, Hadis Jabir, Sa?{\=i}, Tanpa Sa?{\=i}, Haji Tamattu?}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34625/}, abstract = {Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan satu kali dalam seumur hidup. Selain itu menyempurnakannya juga merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan wajib dan rukunnya. Akan tetapi berkaitan tentang rukun haji, pelaksanaan sa?{\=i} dalam haji tamattu? diperselisihkan apakah dilakukan sekali saja atau dua kali. Hal ini dijelaskan dalam hadist yang dirawayatkan oleh Siti Aisyah dan Ibnu Abbas yang mana dalam kedua hadist tersebut menjelaskan untuk melakukan sa?{\=i} setelah tawaf if{\=a}{\d d}ah sedangkan hadist Jabir tidak menjelaskan tanpa sa?{\=i} setelah tawaf if{\=a}{\d d}ah. Penelitian ini akan mengkaji tiga hadits yakni hadist Siti Aisyah dan Ibnu Abbas serta hadis yang meniadaknnya yaitu hadis Jabir. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini untuk mengkaji tiga hadis tersebut dengan menggunakan analisis Ta?{\=a}ru{\d d} al-adillah . Sehingga dengan demikian akan akan ditemukan keshahihah dar tiga hadis tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif atau lebih tepatnya yakni study literatur. Sedangkan metode yang digunakan adalah analisis dokumentasi (library research), yakni pengumpulan data yang berkaitan dengan tema dari buku-buku literature. Data diolah dengan menggunakan metode deskriptif analitik yakni mengumpulkan data, menyusunnya, kemudian diambil dan ditafsirkan. Dengan adanya analisis tersebut, diharapkan adanya pemahamanan tentang pelaksanaan rukun haji yaitu sa?{\=i} dalam haji tamattu? pakah dilakukan sekali atau dua kali. Hasil penelitian dengan menggunakan ta?{\=a}ru{\d d} al-adillah ini menunjukkan bahwa ada du cara yang penulis gunakan yakni yang pertama tarj{\=i}h. Hasil tarj{\=i}h menunjukkan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah adalah hadis {\.s}a{\d h}{\=i}{\d h} serta hadis penguatnya yaitu hadis Ibnu Abbas memiliki kualitas hasan ligairihi. Adapun hadis yang meniadakannya itu hadis Jabir memiliki kedudukan yang sama dengan hadis Siti Aisyah yaitu {\.s}a{\d h}{\=i}{\d h}. Dengan demikian ketiga hadis tersebut dapat diamalkan dan dapat dijadikan hujjah. Akan tetapi, jika dilihat dari aspek sanadnya hadis Siti Aisyah ini kedudukannya lebih diutamakan karena perawi dalam hadis adalah orang yang lebih dekat dengan Nabi dan merupakan istri dari Nabi. Jadi, dalam hal ini hadis Siti Aisyah dan Ibnu Abbas lebih dikuatkan daripada hadis Jabir. Cara yang kedua yakni dengan jam?u wa at-tauf{\=i}q yakni dengan cara menetapkan masing-masing pada masalah hukum yang berbeda, yang mana hadis Siti Aisyah dan Ibnu Abbas menyatakan bahwa dalam haji tamattu? harus dilaksanakn dengan dua kali sa?{\=i} sedangakan hadis Jabir menyatakan bahwa ketika Rasulullah melakukan haji cukup melakukan sa?{\=i} satu kali saja. Mengumpulakan dan mempertemukannya adalah bagi haji tamattu? harus melakukan dua kali sa?{\=i} dan sa?{\=i} cukup dilakukan sekali saja pada selain haji tamattu? yaitu qir{\=a}n dan ifr{\=a}d .} }