<> "The repository administrator has not yet configured an RDF license."^^ . <> . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR"^^ . "Di era postmodern, semakin banyak ditemukan manusia yang lebih cenderung\r\nuntuk memandang bahwa hidup ini tidak ada yang gratis, selalu ada cost yang harus\r\ndibayar, hal ini menjadikan hegemoni mereka untuk selalu memperhitungkan untung\r\nrugi dalam segala aspek hidupnya. Paradigma ini pada gilirannya menjadikan sulitnya\r\ndan sangatlah kecil ditemukan manusia yang tulus dalam sikap dan niatnya. Oleh\r\nkarenanya kehadiran penafsiran tentang ikhlas selalu memiliki nilai urgenitasnya.\r\nIkhlas merupakan salah satu dari berbagai amal hati, dan bahkan ikhlas berada\r\ndi barisan pemula dari amal-amal hati. Sebab diterimanya berbagai amal tidak bisa\r\nmenjadi sempurna kecuali dengannya. Oleh karena itu sangat penting memahami\r\nikhlas dan mengetahui bagaimana ikhlas sendiri ditafsirkan dalam kehidupan seharihari.\r\nSalah satunya dalam menafsirkan ikhlas ini dengan menggunakan penafsiran\r\nHamka dalam kitabnya Tafsir Al-Azhar.\r\nPenelitian ini akan berusaha menjawab dua rumusan masalah yaitu bagaimana\r\npenafsiran ikhlas menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar dan bagaimna\r\nrelevansi ikhlas menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar dengan konteks\r\nsekarang.\r\nPenelitian tokoh ini mengupas tuntas bagaimana ikhlas dipahami atau\r\nditafsirkan oleh Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar. Seperti contoh penafsiran\r\nmengenai ayat pada Q.S. Al-Baqarah ayat 139 yang artinya “Bagi kami amalan kami,\r\nbagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”.\r\nKemudian ditafsikan dalam Tafsir Al-Azhar, mengapa kita harus bertengkar\r\nberbantah-bantah. Marilah kita masing-masing pihak beramal, bekerja, berusaha.\r\nBukanlah agama yang benar adalah mementingkan amal? Kalau kita bertengkar dan\r\nberbantah, niscaya amal menjadi terlantar “Dan kami terhadap-Nya adalah ikhlas.\r\nKami terhadap Allah, ikhlas, bersih tidak terganggu oleh niat yang lain. Sebab\r\nkepercayaan kami tidak bercabang kepada yang lain.\r\nHasil dari penelitian ini diperoleh pengertian ikhlas menurut Hamka terbagi\r\nmenjadi tigal hal yaitu, ikhlas dalam beragama, ikhlas dalam beribadah dan berdo‟a,\r\ndan ikhlas dalam beramal. Ikhlas dalam pemahaman Hamka yaitu segala gerak\r\ntingkah laku, usaha, pekerjaan hendaklah mementingkan amal dengan tidak saling\r\nbertengkar dan berbantah, karena demikian amal menjadi terlantar. Ikhlas dengan\r\nmementingkan amal yang didasarkan kepada keihklasan mempersembahkan kepada\r\nAllah dan tidak bercabang kepada niat yang lain. Hal ini disebutkan berdasarkan\r\npenafsiranya pada ayat al-Qur‟an surat al-Bayyinah ayat 5. Hal ini juga diperoleh\r\nrelevansi penafsiran Hamka dengan konteks sekarang."^^ . "2018-12-27" . . . . "UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA"^^ . . . "FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA"^^ . . . . . . . . . "NIM. 11530067"^^ . "MUHAMMAD YUSUF ASFIYAK"^^ . "NIM. 11530067 MUHAMMAD YUSUF ASFIYAK"^^ . . . . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Text)"^^ . . . . . "11530067_PRA BAB_BAB I_BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA.pdf"^^ . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Text)"^^ . . . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . . "lightbox.jpg"^^ . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . . "preview.jpg"^^ . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . . "medium.jpg"^^ . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . . "small.jpg"^^ . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . . "IKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR\r\nAL-AZHAR (Other)"^^ . . . . . "HTML Summary of #34697 \n\nIKHLAS MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR \nAL-AZHAR\n\n" . "text/html" . . . "Ilmu Alqur’an dan Tafsir " . .