@phdthesis{digilib34729, month = {December}, title = {MUN{\=A}SABAH SURAT AL-QAMAR DALAM KITAB NA M A -DURAR F{\=I} TAN{\=A}SUB A -{\=A}Y{\=A}T WA A -SUWAR KARYA IM{\=A}M AL-BIQ{\=A}?{\=I}}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 14530053 RISKA NURULFAIZAH UTAMI}, year = {2018}, note = {Prof. Dr. Suryadi S. Ag}, keywords = {Imam Burhan al-Din, Naz\}m al-Durar fi{\ensuremath{>}} Tana{\ensuremath{>}}sub al-A{\ensuremath{<}}ya{\ensuremath{>}}t wa al-Suwar,}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34729/}, abstract = {Sistematika al-Qur?a{\ensuremath{>}}n disusun tidak berdasarkan urutan waktu turunnya wahyu. Sebagian ulama berpendapat bahwa sistematika Al-Qur?a{\ensuremath{>}}n yang demikian rupa berdasarkan tauqifi, karena hal tersebut sesuai dengan sifat keazalian Al-Qur?a{\ensuremath{>}}n di lauh al-mahfudz. Oleh karena itu, bagi sebagian orang al-Qur?a{\ensuremath{>}}n dianggap tidak beraturan dan tidak mudah dipahami. Satu pembahasan tema terletak pada beberapa surat yang berbeda, sehingga muncul ilmu muna{\ensuremath{>}}sabah untuk menjelaskan keraguan dan menyatukan ayat-ayat yang beragam dengan kesatuan yang padu dan indah serta makna yang saling berkaitan. Akan tetapi, perhatian terhadap hal seperti ini masih relatif sedikit, karena dianggap sebagai hal yang pelik. Ima{\ensuremath{>}}m Burha{\ensuremath{>}}n al-Di{\ensuremath{>}}n merupakan seorang ulama yang secara konsisten mengungkapakan tentang rahasia keserasian atau munasabah Al-Qur?an. Pemikiran beliau tuangkan dalam kitab Naz\}m al-Durar fi{\ensuremath{>}} Tana{\ensuremath{>}}sub al-A{\ensuremath{<}}ya{\ensuremath{>}}t wa al-Suwar dimana belum ada kitab tafsir selainnya yang fokus membahas masalah tersebut. Menurut beliau, Al-Qur?a{\ensuremath{>}}n merupakan kitab suci yang memiliki kepaduan yang sempurna, setiap bagian merupakan bagian lainnya dan terkait maknanya. Penulis memfokuskan penelitian pada surat al-Qamar karena dua hal. Pertama, dalam surat al-Qamar terdapat satu ayat yang berbunyi wa laqad yassarna{\ensuremath{>}} al-Qur?a{\ensuremath{>}}na li al-z{$\backslash$}ikri fahal min muddakir yang diulang sebanyak empat kali yang membuat penting untuk diteliti alasannya. Kedua, terdapat ayat mengenai pentakz{$\backslash$}iban kaum yang berbeda-beda pada setiap ayat setelah empat ayat yang diulang tersebut. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Penulis mendeskripsikan bagaimana pemikiran Ima{\ensuremath{>}}m Burha{\ensuremath{>}}n al-Di{\ensuremath{>}}n al-Biqa{\ensuremath{>}}?i{\ensuremath{>}} terkait muna{\ensuremath{>}}sabah surat al-Qamar, kemudian menganalisisnya. Adapun hasil yang penulis dapatkan dari penelitian ini adalah secara konsisten beliau menerapkan muna{\ensuremath{>}}sabah dalam surat al-Qamar dengan rincian sebagai berikut:1). Muna{\ensuremath{>}}sabah antar akhir dan pertengahan ayat. 2). Muna{\ensuremath{>}}sabah antar kalimat dalam satu surat, 3). Muna{\ensuremath{>}}sabah antar pembuka dan penutup surat. 4). Kesatuan tematik dalam satu surat. 5). Muna{\ensuremath{>}}sabah antar surat-surat. 6). Muna{\ensuremath{>}}sabah antara lafadz basmalah dengan kandungan surat. Sedangkan untuk argumen dan kelebihan dari penerapan muna{\ensuremath{>}}sabah beliau pada surat al-Qamar adalah; pertama, alasan penyebutan kaum-kaum yang dibinasakan adalah kaum-kaum memiliki pengaruh besar dalam Islam. Kedua, adanya pengulangan ayat di dalamnya bertujuan untuk menghilangkan alasan orang yang merasa mendapatkan kesulitan atas ancaman, tentang kemudahan al-Qur?a{\ensuremath{>}}n agar mereka merasa mudah untuk bertaubat.} }