eprintid: 34747 rev_number: 14 eprint_status: archive userid: 12259 dir: disk0/00/03/47/47 datestamp: 2019-04-23 03:39:14 lastmod: 2019-04-23 03:39:14 status_changed: 2019-04-23 03:39:14 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: HUMAMURRIZQI, NIM. 15530036 title: PENAFSIRAN KATA KHALID DAN ABADA DALAM TAFSIR AL-MISBAH DAN IMPLIKASINYA DALAM STATUS KEKEKALAN SURGA DAN NERAKA ispublished: pub subjects: iath divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: Surga, Neraka, Khalid, Abada, Quraish Shihab note: Fitriana Firdausi S.Th.I, M.Hum abstract: Surga dan neraka telah dijelaskan dengan sangat detail di dalam Al-Qur‟an. Baik dari sisi calon penghuninya, gambaran kenikmatan dan siksa di dalamnya. Tetapi, pada realitanya surga dan neraka masih saja menjadi bahan perdebatan, terutama terkait status kekekalan keduanya. Dalam hal ini umat islam terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama, berpendapat, surga dan neraka itu kekal selama-lamanya. Kedua, surga dan neraka akan hancur sebagaimana makhluk lainnya. Ketiga, surga kekal selama-lamanya, sedangkan neraka akan hancur dan semua pnghuninya akan masuk ke dalam surga.Begitu pula dengan Al-Qur‟an, dalam menjelaskan surga dan neraka ternyata mempunyai perbedaan. Ketika menjelaskan surga, kebanyakan dari ayat-ayat Al-Qur‟an merangkai kata khalid dan abada. Sedangkan neraka, ayat-ayatnya selalu diakhiri dengan kata khalid. Dalam hal ini, peneliti fokus menggunakan kitab rafsir Al-Misbah, karya Quraish Shihab. Oleh karena itu untuk dapat mengungkap kandungan makna kata khalid dan abada, peneliti menggunakan metode tematik Al-Farmawi. Yakni; 1) Menetapkan atau mengambil tema tertentu yang ada dalam al-Qur‟an, yang akan dikaji secara tematik (maudhu’i), 2) Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang telah ditetapkan, 3) Menyusun runtutan ayat secara kronologis sesuai dengan urutan pewahyuan serta pemahaman tentang asbabun nuzulnya. 4)Memahami korelasi (munasabah) ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing-masing, 5) Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna. 6) Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan, 7) Mempelajari ayat-ayat secara keseluruhan dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama, atau mengkopromikan antara yang ‘amm dengan khash yang mutlaq dan muqayyad atau yang secara lahirnya tampak bertentangan, sehingga dapat bertemu dalam satu muara. Dengan menggunakan langkah-langkah tersebut dapat dihasilkan: “kata khalid memiliki dua makna, yakni ; Sesuatu yang bertahan lama, tetapi memiliki batas waktu dan waktu yang sangat lama. Kedua makana tersebut digunakan dalam konteks neraka. Tetapi tidak selamanya kata khalid ini bermakna demikian. Yakni tergantung konteks penggunaannya atau pelaku yang ditujukan. Kata khalid bermakna kekal selama-lamanya ketika digunakan dalam konteks ganjaran berupa surga. Adapun kata abada selalu dimaknai dengan kekal selama-lamanya. Meskipun dalam rangkaian kalimatnya tidak terdapat kata khalid. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata khalid dalam konteks neraka, merupakan indikasi bahwa adanya orang-orang yang akan kekal dan tidak kekal di dalam neraka. Sedangkan surga, yang dalam rangkaian kalimatnya selalu beriringan kata khalid dan abada, dan ada pula yang berakhir menggunakan kata khalid saja. Namun Quraish Shihab memberikan makna yang sama, yakni kekal selama-lamanya. Ini merupakan suatu indikasi bahwa memang surga itu bersifat kekal adanya. Tanpa memiliki batas waktu. date: 2019-01-31 date_type: published pages: 113 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: HUMAMURRIZQI, NIM. 15530036 (2019) PENAFSIRAN KATA KHALID DAN ABADA DALAM TAFSIR AL-MISBAH DAN IMPLIKASINYA DALAM STATUS KEKEKALAN SURGA DAN NERAKA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34747/1/15530036_BAB-I_IV_atau_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34747/2/15530036_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf