eprintid: 3475 rev_number: 17 eprint_status: archive userid: 82 dir: disk0/00/00/34/75 datestamp: 2012-08-15 13:21:35 lastmod: 2016-05-16 07:09:25 status_changed: 2012-05-04 16:44:32 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: KHUZAEMAH - NIM. 05380029, title: SELF DISPENSING (PEMBERIAN OBAT SENDIRI OLEH DOKTER) MENURUT HUKUM ISLAM ispublished: pub subjects: ei divisions: jur_mua full_text_status: restricted keywords: Self dispensing (pemberian obat sendiri), dokter, hukum Islam note: Cth. Pembimbing : Drs. RIYANTA M.Hum., Hj. FATMA AMILIA, S.Ag., M.Si abstract: ABSTRAK Self dispensing (pemberian obat sendiri oleh dokter) terjadi berawal dari tidak transparannya harga obat dan minimnya informasi soal obat yang dapat memberikan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan obat untuk kerjasama dengan pihak dokter. Self dispensing bertentangan dengan Undang Undang RI tentang Kesehatan No 23 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (13) dan Undang- Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 35 ayat (1) huruf (j). Namun dalam kenyataannya banyak dokter yang melakukan dispensing obat. Berdasarkan penjelasan di atas penyusun ingin memecahkan permasalahan tersebut menurut hukum Islam, dengan menggunakan teori maslahah dengan tujuan mencari kebaikan bukan hanya sebagian pihak saja tapi kebaikan bagi seluruh pihak. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka (library research), penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan metode analisa kualitatif yang lebih menekankan analisnya pada proses penyimpulan. Analisis menurut hukum Islam yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari segi hak dan kewajiban serta dampak self dispensing. Adanya self dispensing dokter menjadikan salah satu hak pasien terampas yaitu quot;menuntut tanggungjawab apabila terjadi medication error quot;dan kewajiban dokter terabaikan yaitu quot;bertanggungjawab apabila terjadi medication error quot;. Dampak yang terjadi akibat self dispensing dokter ada yang positif dan negatif, untuk mengambil kemaslahatan dalam permasalahan dampak tersebut, maka dampak negatif harus dihilangkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan analisis hak dan kewajiban serta dampak yang terjadi dalam mencapai kemaslahatan, maka self dispensing menurut hukum Islam dibolehkan dengan syarat adanya resep yang harus dikeluarkan dokter sebagai bukti pertanggungjawaban apabila terjadi medication error dan adanya apoteker yang mendampingi dokter. date: 2010-01-22 date_type: published institution: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta department: Fakultas Syari'ah thesis_type: skripsi thesis_name: other refereed: TRUE referencetext: update terakhir : 2010-01-22 10:23:05 ; nama file diserver lama : digilib-uinsuka--khuzaemahn-3271-1-khuzaema-m.pdf ; letak file diserver lama : ./files/disk1/66/digilib-uinsuka--khuzaemahn-3271-1-khuzaema-m.pdf ; url download server lama : /download.php?id=3683 ; nama file lama : KHUZAEMAH 05380029 SELF DISPENSING (PEMBERIAN OBAT SENDIRI OLEH DOKTER) MENURUT HUKUM ISLAM.pdf ; format file : application/pdf ; besar file : 1507104 Kb. penulis : ; Copyright (c) 2009 by Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved. citation: KHUZAEMAH - NIM. 05380029, (2010) SELF DISPENSING (PEMBERIAN OBAT SENDIRI OLEH DOKTER) MENURUT HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3475/1/BAB%20I%2CV.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3475/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf