@phdthesis{digilib34755, month = {September}, title = {PENDIDIKAN PANGAN BERBASIS PESANTREN STUDI KASUS DI PESANTREN JOGLO ALIT KLATEN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 11470026 UTARI CITRAWATI}, year = {2018}, note = {Dr. Zainal Arifin, M.Si.}, keywords = {Bahan Pangan, Teknologi pangan, Ketahanan Pangan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34755/}, abstract = {Usaha manusia dalam mengamankan dan mengolah bahan pangan, baik bahan nabati maupun hewani termasuk ikan, telah dikenal sejak era masyarakat primitif, awalnya masih dalam bentuk yang sangat sederhana seperti proses penjemuran, pengasapan, penggaraman maupun fermentasi spontan. Dengan berkembangnya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, khususnya akan jumlah, mutu dan variasi bahan pangan, maka caracara tradisional saja tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut. Dengan bantuan ilmu dan teknologi, maka cara-cara tradisional sedikit demi sedikit dapat diganti dengan hasil cara yang lebih efektif tanpa mengurangi kedudukan konotasi tradisional dari produk yang dihasilkan. Agar tercapai ketersediaan pangan bagi suatu keluarga, masyarakat bahkan secara nasional setiap badan yang bersangkutan harus menyediakan pangan dalam jumlah yang cukup, tersedia setiap saat, serta memenuhi gizi yang cukup dan berimbang. Hal ini sesuai dengan Ayat 17 Pasal 1 Undangundang No. 7 tahun 1996 tentang pangan dan Kesepakatan Roma mengenai pangan dari Badan Pangan Perserikatan Bangsa-bangsa. Kelebihan pangan disuatu daerah atau negara harus dibawa ke daerah atau negara lain. Transportasi, agar bahan tetap baik sampai tujuan walaupun jaraknya jauh akan memerlukan pengemasan yang baik. Bahan pangan juga harus tetap baik serta tidak timbul susut berat maupun mutu selama belum dikonsumsi. Bahan pangan juga harus tahan disimpan sampai panen yang akan datang. Tempat penyimpanan harus baik, serta terjaga sirkulasi udara didalamnya agar suhu dan kelembaban memenuhi syarat. Sejalan dengan pendapat di atas maka bahan harus diawetkan. Berbagai perlakuan diterapkan agar bahan pangan tetap awet, antara lain pengurangan kadar air, dan pemberian senyawa kimia. Masyarakat di pedesaan secara tradisional telah mengenal cara-cara pengawetan pangan, antara lain pengeringan, pemberian asam, garam, dan gula serta pengasapan. Dengan demikian teknologi pangan merupan pendukung utama ketersediaan pangan.} }