@phdthesis{digilib34764, month = {February}, title = {PENDEKATAN DIAKRONIK DALAM TAFSIR: Telaah Atas Penafsiran Nicolai Sinai Terhadap QS. Al-Najm}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 15531018 Hamdi Putra Ahmad}, year = {2019}, note = {Lien Iffah Naf?atu Fina, M. Hum}, keywords = {Nicolai Sinai,holistik,penafsiran al-Qur'an}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34764/}, abstract = {Kajian tafsir atas al-Qur?an selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa, baik dari segi metode, pendekatan, maupun corak yang digunakan. Pandangan masing-masing orang yang berbeda-beda terhadap al-Qur?an menjadi salah satu factor terbesar yang mempengaruhi hal tersebut. Tidak hanya dari kalangan muslim, dari kalangan non-Muslim pun (terutama Barat) juga ikut berkecimpung dalam ranah kajian al-Qur?an ini, termasuk tafsir. Salah satunya dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh salah seorang sarjanawan Barat kontemporer bernama Nicolai Sinai yang memiliki cara pandang tersendiri dalam memahami (menafsirkan/interpreting) al-Qur?an. Berbeda dari penafsir-penafsir lain pada umumnya yang sebagian besar menelaah satu persatu ayat yang ditafsirkan, Sinai justru mencoba melakukan pemahaman yang ?holistik? terhadap salah satu surat dalam al-Qur?an (yaitu Q.S. al-Najm (53)) dengan suatu pendekatan yang disebut dengan pendekatan ?diakronik?. Dalam melakukan penafsiran berbasis pendekatan diakronik ini ia menggunakan tiga komponen (acuan analisis) yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu: 1) the dating the sura (posisi kronologis surat); 2) overall structure and the main themes of the sura (struktur kesuluruhan surat dan tema-tema intinya); dan 3) intertexts relation (intertextuality and intratextuality) (relasi antar-teks, baik dalam lingkup intertekstualitas maupun intratekstualitas). Melalui metode deskriptif-analitis, penelitian ini tidak sebatas menganalisis bentuk aplikatif dari penafsiran berbasis diakronik yang dicetuskan oleh Sinai, melainkan juga menentukan posisi pemikiran diakronik Sinai di antara pemikiran-pemikiran sarjanawan al-Qur?an yang lain dari masa ke masa, baik dari kalangan Muslim maupun Barat. Berdasarkan pendekatan filosofis-historis yang digunakan, penelitian ini nantinya akan menemukan sejumlah unsur kebaruan dan keunikan dari penafsiran diakronik yang diterapkan Sinai dalam membaca QS. al-Najm (53) serta letak keterpengaruhannya terhadap pemikiran-pemikiran sarjanawan al- Qur?an yang lain. Secara keseluruhan penelitian ini sampai pada dua kesimpulan, yaitu: Pertama, bahwa pendekatan diakronik dalam penafsiran al-Qur?an yang dicetuskan Sinai tidak lain adalah bentuk elaboratif (pengembangan) dari kajian-kajian yang sudah ada sebelumnya (meskipun dalam beberapa aspek menghasilkan cara pandang yang memang baru), terutama dari dua tokoh Barat bernama Theodore Noldeke dan Angelika Neuwirth; Kedua, bahwa penafsiran Sinai terhadap QS. al-Najm (53) secara diakronik menghasilkan sejumlah kesimpulan yang terbilang unik, diantaranya: 1) Surat al-Najm sebagai satu kesatuan; 2) Nabi bertemu langsung dengan Tuhan; 3) Sejumlah ayat dalam surat al-Najm adalah tambahan (additional verses); dan 4) Garaniq verses bukan termasuk bagian dari surat al-Najm.} }