%0 Journal Article %@ 2301-9166 %A Hidayatullah, Syarif %D 2016 %F digilib:34851 %J Jurnal Pendidikan Islam %K Multiculturalism, Pesantren %N 2 %P 305-324 %T Developing of Multiculturalism in the Pesantren: Study on KH Abdul Muhaimin and the Pesantren of Nurul Ummahaat %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34851/ %V 5 %X The article describes a case study on KH Abdul Muhaimin and his Pesantren of Nurul Ummahat who has a curious awareness and some real actions to growing up multiculturalism consciousness. The study results that Kyai recognizes a vision of the pesantren with three words: Modernity, Moderates, and Humanity, that viewed to respond any challenges and opportunities of the modernization and the globalization, including multiculturalism awareness. So, the Kyai elaborates about nationalism based on theological perspective, beside sociological and cultural. Theologically, the Kyai views that any human being must be recognized rightly at all, and do not depend on their position and entity. In this context, the Kyai and his Pesantren of Nurul Ummahat had done several actions, namely: academic discussions, dialogues among religious peoples, launching of FPUB, the Toya Mili movement, and the Palem Consortium. The article intends become a solution for the government, especially in creating new policies to respond radicalism in the pesantrens. Keywords: Pesantren, Multiculturalism, Theology, Actions Abstrak Artikel ini memaparkan studi kasus Pesantren Nurul Ummahat, sebuah pesantren yang pengasuhnya, KH. Abdul Muhaimin, memiliki perhatian dan, sekaligus, aksi-aksi kongkrit dalam menumbuhkembangkan kesadaran multikulktural. Dari hasil penelitian terungkap bahwa Kyai merumuskan visi pesantrennya dengan 3 M: Moderrn, Moderat, dan Manusiawi, demi merespon tantangan dan peluang arus modernisasi dan globalisasi, termasuk dalam pengembangan kesadaran multikulturalisme. Oleh sebab itu, Kyai mengelaborasi nasionalisme ini berdasarkan perspektif teologis, disamping sosiologis dan kultural. Secara teologis, Kyai memandang bahwa manusia itu apapun posisi dan entitasnya ia layak bahkan wajib dihormati. Dalam mengaplikasikan visi dan pandangan teologis tersebut, Kyai dan Pesantren Nurul Ummahat melakukan sejumlah aksi nyata, yaitu: menyelenggarakan diskusi-diskusi ilmiah, dialog dengan tokoh non-Muslim, pendirian FPUB, gerakan Toya Mili, dan Konsorsium Palem.Tulisan ini diharapkan memberikan solusi kepada pemerintah dalam upaya menghasilkan kebijakan baru untuk merespon fenomena ekslusivisme dan radikalisme di lingkungan pondok pesantren. Kata Kunci: Pesantren, Multikulturalisme, Teologi, Aksi