%A Syarif Hidayatullah
%J Jurnal Pendidikan Islam
%T Developing of Multiculturalism in the Pesantren: Study on KH Abdul Muhaimin and the Pesantren of Nurul Ummahaat
%X The article describes a case study on KH Abdul Muhaimin and his Pesantren of Nurul
Ummahat who has a curious awareness and some real actions to growing up
multiculturalism consciousness. The study results that Kyai recognizes a vision of the
pesantren with three words: Modernity, Moderates, and Humanity, that viewed to
respond any challenges and opportunities of the modernization and the globalization,
including multiculturalism awareness. So, the Kyai elaborates about nationalism based
on theological perspective, beside sociological and cultural. Theologically, the Kyai
views that any human being must be recognized rightly at all, and do not depend on
their position and entity. In this context, the Kyai and his Pesantren of Nurul Ummahat
had done several actions, namely: academic discussions, dialogues among religious
peoples, launching of FPUB, the Toya Mili movement, and the Palem Consortium. The
article intends become a solution for the government, especially in creating new policies
to respond radicalism in the pesantrens.
Keywords: Pesantren, Multiculturalism, Theology, Actions
Abstrak
Artikel ini memaparkan studi kasus Pesantren Nurul Ummahat, sebuah pesantren yang
pengasuhnya, KH. Abdul Muhaimin, memiliki perhatian dan, sekaligus, aksi-aksi
kongkrit dalam menumbuhkembangkan kesadaran multikulktural. Dari hasil
penelitian terungkap bahwa Kyai merumuskan visi pesantrennya dengan 3 M: Moderrn,
Moderat, dan Manusiawi, demi merespon tantangan dan peluang arus modernisasi dan
globalisasi, termasuk dalam pengembangan kesadaran multikulturalisme. Oleh sebab
itu, Kyai mengelaborasi nasionalisme ini berdasarkan perspektif teologis, disamping
sosiologis dan kultural. Secara teologis, Kyai memandang bahwa manusia itu apapun
posisi dan entitasnya ia layak bahkan wajib dihormati. Dalam mengaplikasikan visi dan pandangan teologis tersebut, Kyai dan Pesantren Nurul Ummahat melakukan
sejumlah aksi nyata, yaitu: menyelenggarakan diskusi-diskusi ilmiah, dialog dengan
tokoh non-Muslim, pendirian FPUB, gerakan Toya Mili, dan Konsorsium Palem.Tulisan
ini diharapkan memberikan solusi kepada pemerintah dalam upaya menghasilkan
kebijakan baru untuk merespon fenomena ekslusivisme dan radikalisme di lingkungan
pondok pesantren.
Kata Kunci: Pesantren, Multikulturalisme, Teologi, Aksi
%N 2
%K Multiculturalism, Pesantren
%P 305-324
%V 5
%D 2016
%R doi:10.14421/jpi.2016.52.305-324
%L digilib34851