%0 Thesis %9 Skripsi %A SYAMSIR ALAMSYAH, NIM. 13540002 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2019 %F digilib:34877 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Komunitas Love Masjid, Identitas Sosial, Solidaritas Sosial %P 95 %T IDENTITAS SOSIAL KOMUNITAS LOVE MASJID DI YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34877/ %X Komunitas Love Masjid merupakan komunitas yang bergerak di bidang keagamaan di Yogyakarta. Komunitas Love Masjid menjunjung cita-cita untuk merawat dan memelihara masjid sebagai pusat peradaban. Oleh sebab itu, komunitas Love Masjid mengajak masyarakat untuk berkontribusi di dalamnya. Love Masjid terdiri dari anggota yang sangat heterogen atau banyak keberagaman identitas yang melebur dalam komunitas ini. Perbedaan tersebut tidak membawa efek negatif, justru mampu membangun solidaritas sosial. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan dua fokus kajian: Bagaimana gambaran identitas sosial komunitas Love Masjid di Yogyakarta? Bagaimana identitas sosial mempengaruhi solidaritas sosial komunitas Love Masjid di Yogyakarta? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif deskriptif analisis merupakan model penelitian yang menekankan pada wawancara mendalam, penalaran, pencarian serta didukung dengan data-data dan literaturliteratur terkait. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori identitas sosial dan solidaritas sosial. Teori identitas sosial Vaughan dan Hogg merupakan suatu anggota akan medefinisikan bagian dari kelompok. Sedangkan solidaritas sosial adalah salah satu gagasan utama Emile Durkheim yang digunakan untuk melihat hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral serta kepercayaan dalam masyarakat. Emile Durkheim membagi solidaritas sosial ke dalam dua bentuk; solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas sosial komunitas Love Masjid bisa dilihat dari dua sisi, pertama dilihat dari fisik dan kedua non-fisik. Identitas secara fisik terdiri dari busana-busana yang digunakan oleh anggotanya sangat beragam, karena tidak memiliki aturan baku terkait hal tersebut, akan tetapi diserahkan kepada anggotanya untuk mengikuti aliran tertentu dalam Islam. Selain itu, dapat dilihat dari program atau kegiatan utama dari komunitas Love Masjid, berupa bersih-bersih masjid di seluruh wilayah yang ada di Yogyakarta. Sedangkan dilihat dari non-fisiknya terlihat dari cita-cita atau visi untuk ‘mengembalikan masjid sebagai pusat peradaban’ dengan misi ‘memakmurkan masjid’. Di samping itu juga, komunitas Love Masjid yang tergolong ke dalam solidaritas organik. Adapun unsur yang membentuk solidaritas tersebut adalah; industrial perkotaan, heterogenitas anggota, pembagian program kerja, spesialisasi dan keahlian, saling ketergantunga, dan menggunakan hukum restitutif. %Z Dr. Masroer, S.Ag., M.Si