@mastersthesis{digilib34949, month = {November}, title = {MAKNA SAF{\=I}NAH DAN FULK DALAM KITAB AS{\=A}S AL-TA?W{\=I}L KARYA NU?M{\=A}N IBN {\d H}AYY{\=U}N (ANALISIS HERMENEUTIKA HANS GEORG GADAMER)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 1620510065 MOHAMMAD HUSEN}, year = {2018}, note = {Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin M.A.}, keywords = {SAF{\=I}NAH DAN FULK}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34949/}, abstract = {Nu?m{\=a}n ibn {\d H}ayy{\=u}n adalah seorang ahli ta?w{\=i}l Sy{\=i}?ah Ism{\=a}?{\=i}liyyah yang banyak melahirkan karya ilmiah. Kitab As{\=a}s al-Ta?w{\=i}l, berisikan pentakwilannya terhadap kisah-kisah nabi, yang menjadi dasar filsafat, keba{\d t}inan serta mengetahui hakikat yang dimuat al-Qur?an. Da?{\=a}?im al-Isl{\=a}m, berisikan hukum-hukum syari?at, dan berfungsi sampai sekarang sebagai sumber utama hukum syari?at bagi para penganut aliran Sy{\=i}?ah, seperti halnya Negara Iran yang memasukkan isi dari kitab Da?{\=a}?im al-Isl{\=a}m ke dalam konstitusi mereka. Problem akademik penelitiaan ini berawal dari penakwilan Nu?m{\=a}n terhadap kata saf{\=i}nah dalam Q.S. 29:15 tentang kapal Nabi N{\=u}{\d h}. Ia menakwilkan safinah sebagai dakwah ilmu/ kebenaran. Da?wah al-{\d h}aq layaknya perahu yang melenggang di atas ilmu yang diibaratkan seperti air. Dalam penafsirannya, terdapat pembiasan ideologi Sy{\=i}?ah. Tampak bahwa Nu?m{\=a}n mengidentikkan ilmu dengan kebenaran dan para Imam dengan ilmu. Walhasil, para imam, yang didaku menjadi pembawa/lautan ilmu adalah sumber kebenaran. Penelitain ini berusaha menjawab rumusan masalah 1) Bagaimana pemaknaan Nu?m{\=a}n ibn {\d H}ayy{\=u}n terhadap kata al-safinah dan al-fulk dalam kitab As{\=a}s al-Ta?wil?, 2) Bagaimana analisis hermeneutika Gadamer menjelaskan latar belakang pemakanaan kata saf{\=i}nah dan fulk dan bagaimana relevansi historis pemaknaan tersebut dalam kehidupan Nu?m{\=a}n ibn {\d H}ayy{\=u}n?. Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutis dengan teori hermeneutika Gadamer. Teori tersebut digunakan untuk mengeksplorasi aspek internal dan ekstrenal teks yang memengaruhi hasil penakwilan Nu?m{\=a}n Ibn {\d H}ayy{\=u}n. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis bertujuan untuk memaparkan secara komprehensif penakwilan Nu?m{\=a}n dan menganalisana dengan pendekatan dan teori yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang dituju. Hasil yang didapat penulis yakni, pertama: Nu?m{\=a}n menakw{\=i}lkan saf{\=i}nah dan fulk dalam kitab As{\=a}s al-Ta?w{\=i}l sebagai dakwah kebenaran ?da?wah al-{\d h}aq?, yang menyelamatkan manusia dari kesesatan. Da?wah al-{\d h}aq (diseminasi kebenaran) adalah layaknya perahu, yang melenggang di atas air. Kedua: Berdasarkan persepektif hermeneutika Gadamer, penakwilan Nu?m{\=a}n yang bercorak kebatinan disebabkan oleh ideologi Sy{\=i}?ah Isma?{\=i}liyyah B{\=a}{\d t}iniyyah yang menjadi latar belakang keagamaannya. Abdullah Saeed menyebut bahwa para mufassir Sy{\=i}?ah hampir keseluruan cenderung mengadopsi pendekatan berbasis akal dalam melakukan penafsiran. Kedua, pra-pemahaman tentang takwil serta makna {\d z}{\=a}hir?b{\=a}{\d t}in. Sy{\=i}?ah berpendapat bahwa al-Qur?an memiliki makna batin yang berbeda dengan makna zahirnya, dan manusia pada umumnya hanya mengetahui makna zahirnya saja sedangkan makna batin hanya dapat digali dan diketahui oleh para imam dan orang-orang tertentu yang menimba ilmu dari mereka. Ketiga, metodologi penafsiran dengan pendekatan ra?yu-?aql{\=i}. Meskipun begitu terdapat sebagian penakwilan yang berdasarkan khabar/{\d h}ad{\=i}{\.s}. Sedangkan corak dominan yang digunakan Nu?m{\=a}n dalam menafsirkan al-Qur?an adalah corak b{\=a}{\d t}in{\=i}-falsaf{\=i}. Corak tafsir b{\=a}{\d t}in{\=i}-falsaf{\=i} merupakan ma{\.z}hab heteredoks tasawwuf yang berdoktrin teori falsafi dan b{\=a}{\d t}in{\=i}.} }