%0 Thesis %9 Skripsi %A Wahyu Subagiyo, NIM: 14120084 %B Fakultas Adab dan Ilmu Budaya %D 2019 %F digilib:35068 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Purworejo, Perkembangan, Islam. %P 111 %T ISLAM DI PURWOREJO ABAD KE-19 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35068/ %X Perkembangan Islam di Jawa abad ke-19 M mengalami banyak persoalan. Pada abad ini kolonialisme telah mendominasi berbagai sistem kehidupan masyarakat. Perang Jawa (1825-1830) merupakan peristiwa paling besar yang mempengaruhi perubahan sosial, politik dan ekonomi di wilayah Selatan Jawa. Bagelen merupakan salah satu wilayah yang penting dan diperebutkan, karena wilayah ini merupakan sumber utama pajak Kerajaan Mataram Islam. Di samping itu, wilayah ini juga menjadi basis militer pasukan Diponegoro dan sekaligus menjadi ajang pertempuran pasukan Diponegoro melawan kolonial. Pasca perang, wilayah Bagelen dibagi menjadi beberapa bagian (kabupaten), salah satunya adalah Kabupaten Purworejo (berdiri pada 1831). Adanya dinamika sosial-politik pada abad tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk melihat apakah Islam di Purworejo mengalami perkembangan atau sebaliknya? Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi agama. Sosiologi agama merupakan ilmu pengetahuan yang mengarahkan pandangan tentang kedudukan agama dalam proses interaksi sosial. Pendekatan ini sebagai sarana untuk menganalisa permasalahan sosial yang dihadapi umat Islam di Purworejo. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun. Perkembangan mempunyai corak dialektis, karena kehidupan itu sendiri berada dalam gerak dan perubahan yang berkesinambungan. Dalam hal ini, proses dakwah Islam di Purworejo tentunya juga mengalami berbagai perubahan dan perkembangan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi, heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perpecahan wilayah akibat dampak dari kekalahan Diponegoro atas kolonial mengakibatkan berubahnya sistem permerintahan. Purworejo yang awalnya merupakan wilayah Kerajaan Mataram Islam kemudian menjadi wilayah kekuasaan Kolonial Belanda. Hal ini sekaligus menjadi penanda dimulainya babak baru kolonialisme yang sesungguhnya. Munculnya tokoh-tokoh Islam, tarekat dan pesantren di Purworejo menjadi bukti bahwa Islam tetap tumbuh di tengah dinamika sosial-politik yang terjadi pada masa itu. %Z Zuhrotul Latifah, S. Ag. M.Hum.