%A Bayu Mitra Adhyatma Kusuma %T REZIM BARU MONARKI THAILAND: ANTARA DARURAT MILITER DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI SELATAN %X ABSTRAK Masyarakat Muslim di Thailand Selatan masih kerap mengalami diskriminasi secara ekonomi, sosial, maupun politik. Kondisi tersebut bahkan terjadi dalam tujuh dekade terakhir di bawah Raja Bhumibol Adulyadej yang dikenal arif dan bijaksana. Pada dasarnya Raja Bhumibol sebagai kepala negara selalu menyerukan pendekatan kesejahteraan sosial untuk memecahkan masalah ini, tetapi hampir setiap perdana menteri Thailand sebagai kepala pemerintahan justru menggunakan pendekatan militeristik yang memicu resistensi sosial. Sejak Raja Bhumibol mangkat, Thailand menghadapi potensi krisis politik yang disebabkan oleh dua alasan. Pertama, Maha Vajiralongkorn sebagai suksesor dianggap memiliki kharisma yang sangat berbeda dengan ayahnya karena gaya hidup yang glamor dan kontroversial. Kedua, ketidakhadiran Raja Bhumibol yang selama ini menjadi penyeimbang negara membuat militer Thailand yang dikenal sering melakukan kudeta menjadi lebih bebas. Kondisi ini berdampak pada masyarakat Muslim di Selatan yang semakin menghadapi ketidakpastian. Berdasarkan hasil analisis penulis, ada dua kemungkinan yang berpotensi terjadi. Pertama, masyarakat Muslim mendapatkan kehidupan yang lebih baik di bawah rezim monarki yang baru dengan pendekatan kesejahteraan sosial. Kedua, kondisi masyarakat Muslim justru semakin buruk di bawah raja kontroversial dengan berlanjutnya darurat militer. Kata Kunci: Rezim Monarki Baru, Thailand Selatan, Darurat Militer, Kesejahteraan Sosial %K Kata Kunci: Rezim Monarki Baru, Thailand Selatan, Darurat Militer, Kesejahteraan Sosial %P 1-9 %B REZIM BARU MONARKI THAILAND: ANTARA DARURAT MILITER DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI SELATAN %D 2019 %C Yogyakarta %I UPN Veteran Yogyakarta %L digilib35620