@phdthesis{digilib35663, month = {May}, title = {BUDAYA HIBRID DALAM PAGELARAN WAYANG (Studi Pada Komunitas Wayang Klithih Yogyakarta)}, school = {UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {15720038 Irfa Rezqia}, year = {2019}, note = {Achmad Zainal Arifin, M.A., Ph.D}, keywords = {Wayang, Hibridasi, Komunitas Wayang Klithih}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35663/}, abstract = {Komunitas Wayang Klithih merupakan kelompok pagelaran wayang yang personilnya terdiri dari pelajar tingkat menengah atas di Yogyakarta. Maraknya fenomena klithih di Yogyakarta yang menyangkut tindakan kekerasan dikalangan pelajar Yogyakarta, menjadi latar belakang Komunitas Wayang Kithih ini terbentuk. Komunitas Wayang Klithih dalam pagelarannya melakukan performa dengan menghadirkan modifikasi pagelaran wayang melalui penggabungan seni budaya wayang sebagai refresentasi budaya lokal dengan genre dan alat musik modern sebagai refresentasi dari budaya modern, adanya gubahan cerita dari kisah pakem pewayangan, serta upaya mengangkat nilai dan identitas lokal menjadi bagian dari potret yang menjelaskan adanya hibridasi budaya di dalam Komunitas Wayang Klithih. Maka latar belakang penelitian ini ialah menjelaskan dan menganalisis aspekaspek hibridasi budaya yang terjadi pada pagelaran wayang Komunitas Wayang Klithih. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperlihatkan bagaimana wayang sebagai bagian dari elemen kebudayaan lokal diformulasikan oleh Komunitas Wayang Klithih sebagai kesenian yang dapat hadir di tengah arus budaya modern dan global. Penelitian ini menggunakan teori Hibridasi sebagai alat analisis dengan penggunaan ketiga pola hibridasi Pieterseyaitu fuzzines and global melange, cut and mix dan crisscross and crossover ditambah dengan konsep komodifikasi, kesadaran serta quest culture. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi wawancara dan dokumentasi, serta analisis data melalui reduksi, penyajian data, verifikasi dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potret hibridasi dalam pagelaran wayang Komunitas Wayang Klithih tidak lantas melunturkan nilai otentisitas dari wayang melainkan pada akhirnya melahirkan jenis pewayangan model baru yang dapat dikontekstualisasikan dengan perubahan-perubahan baru di dalam masyarakat termasuk perubahan tren dan budaya dikalangan generasi muda, adanya proses persilangan, perpaduan dan pencampuran budaya serta timbul kesadaran pelestarian budaya meskipun tidak terlepas dari adanya unsur komodifikasi.} }