@phdthesis{digilib35879, month = {December}, title = {DIMENSI SPIRITUAL DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PERSPEKTIF ISLAM}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.0037 0542 M. Arief Suhaimi}, year = {2005}, note = {Ors. Rizal Qosim, M.Si.}, keywords = {Iran, pemerintahan islam}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35879/}, abstract = {Se{\texttt{\char126}}arang i.ni banyak negara di selurub dunia menggunakan sistem demokras1 se baga{\texttt{\char126}} {\texttt{\char126}}azhab pemeri{\texttt{\char126}}tahannya, akan tetapi banyak negara yang me?{\texttt{\char126}}g{\texttt{\char126}}ku n:ie11:1aka1 s1tem demokras1, tetapi negara tersebut tidak melaksanakan {\texttt{\char126}}enn{\texttt{\char126}}1p-prms1p demokrasi secara benar dan haqiqj. Negara demokrasi di 1dent1kkan d{\texttt{\char126}}ngan negara yang bebas, kekuasaan berada di tangan rakyat dan be1?corak ras1onal ka.rena. m.embe{\texttt{\char126}}ika{\texttt{\char126}} {\texttt{\char126}}ebebasan yang mutJak kepada manusia. {\texttt{\char126}}egara yang men\_1punya1 d1mens1 spmtual seperti negara RepubJik Islam Iran d{\texttt{\char126}}katak.an {\texttt{\char126}}e?aga1 negar{\texttt{\char126}} yan.g anti demokrasi karena masih menggunakan d1me{\texttt{\char126}}s1 spmtual dan {\texttt{\char126}}1mens1 agama dalam menjalankan pemerintahannya. Mesk1pun negara Repubhk Islam L?an menggunakan elemenl-element demokrasi akan tetapi tetap saja negara ini dikatakan sebagai negara anti demokrasi da{\texttt{\char126}} negara otoriter. Pemerintahan wilayat al-Faqih yang menempatkan para ahli hukum agama Isam (syari'at Islam) disinyalir sebagai negara tradisional yang ingin melanggengkan sistem feodal dan s istem otoritarianisme dalam suatu pemerintahan. Klaim-klaim negara-negara yang memakai sistem demokrasi bahwa negara Iran anti terhadap demokrasi dan ingin melanggengkan pemerintahan feodal menurut hemat penyusun adalah klaim sepihak yang tidak memperhatikan kondisi sosial polilik dan geografis yang ada di negara tersebut. Sela.in itu, UndangUndang dan konstitusi Iran j uga bukanlah konstitusi yang anti terhadap domokrasi karena dalam undang-undang maupun konstitusi Iran juga memberikan kebeba an terhadap warga negaranya untuk menentukan kebijakan negara serta untuk memilih bentuk negara yang diinginkan. Kalau melihat Undang-Undang dan Konstitu i Iran, tidak s pantasnya sistem pemerintahan spiritual di Iran dikatakan sebagai s istem pemerintahan yang anti tehadap demokrasi, karena {\ensuremath{<}}la.lam konstitu i Iran j uga diatur t ntang pembagian kekuasaan, pemilu yang jujur, adil dan terbuka yang sesuai dengan nilai-nilai moral agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih {\ensuremath{<}}la.lam tentang spiritualisme {\ensuremath{<}}la.lam sistem pemerintahan wilayat al-Faqih apakah sistem pemerintahan tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam syari'at Islam atau tidak serta sejauh mana sistem pemerintahan spiritual tersebut merealisasikan nilai-nilai yang ada {\ensuremath{<}}la.lam sstem demokrasi. Menurut keyakinan penyusun, tidak selamanya suatu sistem pemerintahan yang bercoak spiritual selalu anti terhadap demokrasi karena Islam sendiri juga mempunyai nilai-nilai moral yang sangat sesuai dengan nilai-nilai ada {\ensuremath{<}}la.lam sistem demokras!. Dalam sejarah politik Ba.rat, memang sistem pemerintahan yang berdimensi spiritual telah membawa kemunduran peradaban Barnt dan telah menenggelamkan khazanah intelektualitas Barat, akan tetapi dalam sejarah politik Islam justru pemerintahan spiritual- telah menjadikan peradaban Islam berada {\ensuremath{<}}la.lam zaman keemasan, lantas bagimanakah sistem pemerintahan Iran yang mengaku sebagai sistem pemerintahan yang berdimensi spiritual, apakah akan membawa kemajuan a.tau kemunduran dalam peradaban negara Islam Iran ini. Penyusun melihat pasca revolusi negara Islam ini justru menunjukkan kemajuan peradaban daripada saat negara ini dipimpin oleh rezim Pahlevi.} }