@phdthesis{digilib35984, month = {July}, title = {KONSEP TAUBAT MENURUT AL GHAZALI}, school = {UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM: 02511095 AGUS SULTONI}, year = {2006}, note = {Dr.Syaifan Nur, MA. - Shofiyullah MZ., M.Ag.}, keywords = {TAUBAT, AL GHAZALI}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35984/}, abstract = {Untuk mencapai derajat ma'rifatullah seorang salik (penempuh jalan tasawuf) harus melewati maqam-maqam - Meskipun semua buku-buku tasawuf tidak selamanya memberikan angka dan susunan yang sama tentang maqam-maqam ini - namun semua sepakat bahwa maqam taubat merupakan tangga spiritual pertama sebelum memasuki pertamanan kerohanian. Supaya tujuan taubat sebagai awal pendakian makhluk bisa tercapai guna memasuki maqam berikutnya, maka dibutuhkan taubat yang sempurna. Untuk itu, taubat tidak hanya pada dataran individu, namun taubat yang mampu memberikan kemanfaatan bagi kehidupan sosial kemasyarakatan. Atas dasar itulah, bahasan terhadap konsep taubat menurut al Ghazali menjadi menarik untuk dikaji. Agar dapat memperoleh kejelasan pengertian dan memberikan arahan, maka pokok bahasan dalam skripsi ini adalah menerangkan bagaimana konsep taubat menurut al Ghazali. Taubat yang memberikan pengertian secara syariat maupun hakikat atau tasawuf, serta urgensinya taubat dalam hubungan sosial. Adapun tujuan dan kegunaan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah berusaha menjelaskan dan memaparkan konsep taubat menurut al Ghazali serta hal - hal yang terkait dengan konsep tersebut, khususnya urgensinya taubat dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis; yaitu menjabarkan konsep untuk memahami pengertian dan makna yang terkandung dalam data-data tersebut. Disamping itu, untuk menghasilkan analisis serta kesimpulan yang lebih teratur. Adapun analisis yang digunakan adalah model analisis deduksi; yaitu mengawali suatu pemahaman yang telah digeneralisasi mengenai konsep taubat kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus dengan memberikan penekanan serta penjelasan tentang taubat menurut al Ghazali. Akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa taubat diperlukan tidak hanya pada dataran individu, namun taubat yang mampu memberikan pencerahan bagi hubungan sosial. Karena kesalehan pribadi tanpa diimbangi dengan hubungan interaksi yang baik antara sesama manusia akan menimbulkan sikap egoisme, acuh tak acuh, kurang perduli dan masa bodoh terhadap kepentingan umat. Padahal Islam sebagai agama penyelamat sangat menekankan hubungan sosial yang positif. Manusia yang dapat memberikan kemanfaatan bagi manusia lain. Singkatnya, hubungan sebagai hamba Allah (habl min Allah) dan hubungan antara sesama manusia (habl minan nas) sebagai khalifah Allah fi al ard harus berjalan hannonis dan seimbang.} }