%0 Thesis %9 Skripsi %A BAKHRUL HADI, NIM : 00510016 %B FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2006 %F digilib:36072 %I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA %K PEMIKIRAN, KUNTOWIJOYO, ILMU SOSIAL PROFETIK %P 104 %T PEMIKIRAN KUNTOWIJOYO TENTANG ILMU SOSIAL PROFETIK %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36072/ %X Sejak kelahirannya, ilmu sosial berkembang dalam tradisi positivistik. Positivisme memandang fenomena sosial kemasyarakatan sebagaimana gejala alam yang bersifat tetap dan bebas-nilai. Ilmu pengetahuan dianggap valid sejauh didasarkan pada observasi empirik. Berangkat dari dasar pijakan ini peradaban modern kemudian melemparkan metafisika dan wahyu dari ranah ilmu pengetahuan. Dalam kenyataannya. ilmu sosial tidak dapat membuktikan klaim-klaim positivisnya. Klaim bebas-nilai ternyata tak lebih dari sebentuk hipokrasi intelektual. Karenanya, objektifitas yang diagung-agungnya adalah palsu belaka. Produk-produk ilmu teoritis sosial ternyata seringkali didasarkan pada postulat-postulat metafisik dan transendental. Berangkat dari penolakan terhadap klaim-klaim positivis, Kuntowijoyo menggagas ISP. ISP tidak hanya menolak klaim bebas-nilai dalam positivisme, tapi juga mengharuskan ilmu sosial untuk secara sadar memiliki pijakan nilai sebagai tujuannya. ISP tidak hanya berhenti pada usaha meajelaskan dan memahami realitas apa adanya, tapi lebih dari itu, mentransformasikannya menuju cita-cita yang diidamkan masyarakat. ISP kemudian merumuskan tiga pijakan dasar sebagai unsur-unsur konstruks metodologisnya sekaligus paradigmatiknya, yaitu humanisasi, liberasi dan transendensi. Ketiganya diderivasikan dari ayat-ayat normatif al-Qur'an yang telah diobjektifikan dalam ranah ilmu sosial. Penelitian ini hendak mengkaji dua persoalan penting. I) Bagaimana pemikiran Kuntowijoyo tentang problem keislaman di Indonesia? 2) Bagaimana konstruks metodologis Ilmu Sosial Profetik (ISP)? Sebagai penelitian pustaka, kajian ini mengandalkan bahan-bahan pustaka sebagai sumber analisisnya, baik karya-karya Kuntowijoyo sendiri, karya tentang pemikiran dan ide Kuntowijoyo, maupun sumber-sumber terkait sejauh memiliki relevansi dengan topik kajian ini dengan menggunakan metode analisis deskritif-interpretatif Melalui humanisasi dan liberasi, ISP paralel dengan teori kritik sosial mazhab Frankfurt. Yang memposisikan ISP terlihat unik sekaligus problematik adalah unsur transendensinya. Dengan transendensi ISP hendak menjadikan nilai-nilai transendental ketuhanan sebagai bagian sah dari ilmu sosial. Karena itu ISP menempatkan agama dalam posisi sentral dalam proses membangun peradaban. Dikatakan problematik karena ilmu sosial selama ini terlanjur mencampakkan agama dari wilayah ilmu, sehingga ide ini tak jarang dicurigai akan menyebabkan dogmatisme dalam ilmu sosial. %Z Drs.Abdul Basir Solissa, M.Ag. - H.Zuhri, M.Ag.