@phdthesis{digilib3615, month = {February}, title = {RIWAYAT AL WA'DU AL-HAQ LI TOHA HUSAIN (1889-1973 m)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM.: 05110080 ALMAYDZA PRATAMA ABNISA}, year = {2010}, note = {Pembimbing: Yulia Nasrul Latifi, S.AG, M.Hum}, keywords = {Thaha Husein; Al Wa'du Al Haq; kelas sosial; subjek transindividual; pandangan dunia.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3615/}, abstract = {Al Wa'du Al Haq adalah sebuah novel sejarah karya Thaha Husein yang menceritakan tentang kehidupan sejarah awal Islam yang dikelilingi oleh orang-orang kecil, para budak, orang buangan, dan mereka yang sama sekali tidak pernah diperhitungkan oleh sejarah. Mereka dianggap tidak mempunyai peranan apapun bagi kehidupan di sekitarnya. Peneliti menggunakan teori struktural genetik Lucien Goldmann. Teori struktural genetik Lucien Goldmann menekankan bahwa sastra merupakan sebuah struktur, akan tetapi struktur itu bukan sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destruksi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal karya sastra yang bersangkutan. Lucien Goldmann membangun seperangkat kategori yang saling bertalian satu sama lain sehingga membentuk apa yang disebutnya stukturalisme genetik. Kategori-kategori itu adalah fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, dan pandangan dunia pengarang. Kristalisasi dari strukturasi fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pengarang sebagai subjek transindividual, akan tergambar dalam pandangan dunia pengarang yang merupakan hasil interaksi antara subjek transindividual dengan dunia sekitarnya. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa fakta kemanusian dalam realitas literer adalah adanya hegemoni aristokrat sejarah. Hal ini sangat homolog atau simetris dengan realitas sosial historis bangsa Mesir antara tahun 1920- 1930an, sejarah pada waktu itu bersifat aristokratis yang hanya dihegemoni oleh para pemimpin dan berpihak kepada tokoh-tokoh yang dianggap penting, bukan kepada orang-orang kecil yang tertindas, baik oleh kekuasaan, sistem, dogma atau apapun. Sejarah yang terlupakan tersebut menjadi perhatian Thaha Husein. Ia kemudian menstrukturasi realitas sosial tersebut dalam Al Wa'du Al Haq. Hal ini dilakukan karena ia merupakan bagian dari subjek transindividual yang berfikir dengan struktur mental kelas sosialnya. Lebih lanjut, Thaha Husein menyuarakan pandangan dunia produk dari subjek kolektif yang melingkupi kelompok sosial pengarang, yaitu kelompok sosial masyarakat The Syntetic Trend, yaitu kelompok yang berusaha memadukan antara Islam dan Kebudayaan barat. Dari kelompok sosial Masyarakat ini ia mulai menyampaikan gagasan-gagasannya, terutama mengenai hegemoni aristokrat sejarah. kemudian Ia merekontruksi sejarah bukan milik para penguasa yang dapat direkayasa. Sejarah sesungguhnya adalah milik orang-orang kecil yang dinistakan dan disingkirkan dari lingkaran kekuasaan. Ia juga merekonstruksi mitos-mitos sahabat-sahabat Nabi Muhammad. Kalau selama ini, para penulis mengagungkan sang Nabi dengan setting para sahabatnya, Thaha Husein membaliknya. Tokoh agung itu menjadi setting perjalanan hidup para sahabatnya.} }