%0 Thesis %9 Skripsi %A ASNAIN SHOLIKHAH - NIM. 05120024, %B Fakultas Adab %D 2010 %F digilib:3619 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K upacara kalang obong, selamatan orang meninggal dunia, akulturasi Islam dan budaya lokal %T AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM UPACARA KALANG OBONG DI DUKUH WANGKLUKRAJAN DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3619/ %X ABSTRAK Dukuh Wangklukrajan. Pada masyarakat ini orang yang meninggal diperlakukan sama seperti orang Jawa pada umumnya, yang sangat terlihat perbedaannya ketika diadakan upacara kalang obong. Hari pertama orang meninggal diadakan slametan yang disebut surtanah (selamatan orang meninggal dunia yang telah selesai dimakamkan)1, kemudian pada hari ketiga juga ada slametan yang disebut druna, kemudian mitungdina, matangpuluh, nyatus, mendhak dan nyewu. Hari yang keseribu itu disebut entas-entas, pada waktu inilah biasanya upacara kalang obong dilaksanakan. Dari fenomena di atas peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan dan mengungkap unsur-unsur yang terdapat dalam upacara kalang obong. Upacara kalang obong ini sangat sakral sekali, selain beragam sesaji juga sangat unik pelaksanaannya. Seperti adanya boneka puspa sebagai simbol orang yang meninggal, miniatur rumah yang terbuat dari bambu dan alang-alang disebut pancaka, pada puncak acara barang tersebut dibakar. Seiring dengan tersebarnya ajaran Islam ke wilayah ini maka upacara kalang obong mulai dipengaruhi unsur Islam, terlihat pada waktu dukun sedang memimpin doa dengan menggunakan pelafalan doa-doa Islam. Penelitian ini menjelaskan prosesi pelaksanaan upacara, bentuk akulturasi Islam dan budaya lokal kemudian nilai-nilai Islam yang terkandung dalam pelaksanaan upacara kalang obong. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode field research (penelitian lapangan), semua data diperoleh di lapangan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan sebagainya. Untuk mendeskripsikan upacara kalang obong, peneliti menggunakan model etnografi yaitu penelitian untuk mendeskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya. Selain itu peneliti juga memerlukan teori akulturasi budaya yang dipakai untuk mengetahui percampuran budaya Islam dan budaya lokal. Untuk mendapatkan data dari para informan, peneliti menggunakan pendekatan sosial-budaya dan keagamaan sebagai cara untuk mengungkap perilaku sosial masyarakat yang beragama namun masih melaksanakan tradisi yang dipengaruhi oleh kepercayaan lokal. Dari sinilah peneliti mengungkap realitas sosial masyarakat Kalang yang masih menjaga kearifan lokalnya demi kelangsungan hidup ritus peninggalan para leluhurnya. %Z Pembimbing: Dra. Soraya Adnani, M.Si