@phdthesis{digilib36320, month = {April}, title = {WAHDAT AL-WUJUD SEBAGAI IMPELEMENTASI DARI KONSEP CINTA DALAM TASAWUF JALALUDDIN RUMI}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM: 99513119 ZAKARIA}, year = {2006}, note = {1. Drs. Aabdul Basir Solissa, M. Ag 2. Muh. Fatkhan, M.Hum}, keywords = {WAHDAT AL-WUJUD, KONSEP CINTA, TASAWUF JALALUDDIN RUMI}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36320/}, abstract = {Pembicaraan tentang Tuhan merupakan persoalan yang menarik untuk selalu diperbincangkan. Keagungan dan Keindahan Tuhan membuat manusia terus-menerus menggali dan mencari, siapa Tuhan itu? Atas dasar inilah, konsepkonsep mengenai pencarian Tuhan bermunculan. Selain tauhid, untuk memahami Tuhan dan keberadaan manusia, tasawuf memiliki peranan yang sangat penting. Tasawuf merupakan pengetahuan tentang bagaimana mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam memandang Tuhan ataupun alam (makro/mikro ), tasawuf selalu bertitik pusat pada pengolahan rohani manuisa pada puncak kehidupan dalam mencapai kenikmatan yang hakiki. Konsep Wahdat al-Wujud Jalaluddin Rumi memiliki khas tersendiri dalam pemikirannya. Ketertarikan pada Jalaluddin Rumi adalah ia mampu memasuki relung-relung terdalam rahasia Tuhan dan ciptaan-Nya dengan menggunakan syair-syair (berbentuk tamsil) atau sajak-sajak sangat puitis dengan imajinasi cinta yang tinggi Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan: Bagaimana hakekat cinta Jalaluddin Rumi ? Bagaimana hubungan antara cinta dan Wahdat al-Wujud Jalaluddin Rumi? Untuk mencapai target diatas, maka penyusun akan mengkaji tasawuf Jalaluddin Rumi khusunya yang berhubungan dengan cinta dan wahdat al wujud. Kemudian penulis mengunakan metode deskriptif-analitik. Metode ini berfungsi memberikan penjelasan lebih mendalam dari sekedar mendiskripsikan sebuah data sehingga penyajian tentang wahdat al wujud Rumi dapat dijelaskan {\texttt{\char126}}ebih komprehensif dan objektif. Selain itu dalam pengolahan data penyusun inengunakan metode Klasiftkasi data, lnterpretasi, Analisis dan Kesinambungan historis. Agar dapat dipahami dengan terperinci. Dengan demikian dapat diketahui bahwa, cinta rumi mengara pada satu tujuan yaitu Wahdat al Wujud, juga Cinta bagi Rumi digunakan sebagai dan menimbulkan hasrat dan kerinduan untuk kembali kepadaNya, persatuan denganNya. Cinta ini mewujud sebagai cinta semesta ketika Tuhan sebagai "Wujud" menampakkan kecantikkanNya pada alam, yang pada saat itu masih berupa realitas potensial. Penyatuan wujud dalam Rumi merupakan pentarian cinta, sebagaimana orang mabuk kepayang, langit-langit pun berputar. Rumi berkata dalam syaimya sebagai tanda sebuah pencarian cinta untuk menuju kesatuan hakiki. Rumi menuangkan gagasan-gagasan mistisnya lebih bersifat 1 2r ', filosofis dan argumentatif, khususnya tentang konsep cinta atau mahab-ya. Cinta., bagi Rumi, tidak hanya terdapat pada manusia, tetapi juga pada alam; cinta alam pada Tuhan yang disebut Cinta Semesta. Cinta yang diagung-agung Rumi adalah cinta kepada Sang Kekas{\texttt{\char126}} Yang Tunggal. Cinta yang demikian akan menimbulkan hasrat dan kerinduan untukkembali kepada-Nya. Cinta yang hakiki haruslah ditujukan kepada Yang HaldJi:pula, sedangkan cinta kepada sesuatu yang fana, menurut Rumi, bukanlah cinta, karena ia akan musnah. Cinta adalah suatu kenyataan yang hidup.} }