@phdthesis{digilib3644, month = {February}, title = {TRADISI PERNIKAHAN ADAT BANGKA (DI DESA MENTOK KEC. KELAPA KAB. BANGKA BARAT))}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { HENDRO SUPERYADI - NIM. 01120693}, year = {2010}, note = {Pembimbing: Dra. Soraya Adnani, M. Si}, keywords = {Adat perkawinan , adat istiadat, tradisi masyarakat Bangka}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3644/}, abstract = {Adat perkawinan di Desa Mentok adalah sebagian dari adat istiadat masyarakat Bangka yang merupakan bagian dari lingkungan hidup manusia yang dialami semasa hidupnya. Proses perkawinan ini juga terikat pada suatu hukum tertentu yang berlaku dalam masyarakat tersebut, dan merupakan adat kebiasaan atau tradisi yang dilakukan berupa upacara-upacara resmi yang melibatkan banyak orang agar dapat mengakui mereka calon suami istri itu sebagai anggota masyarakat. Pernikahan adat Bangka di Desa Mentok mempunyai keunikan yang sulit dijumpai di tempat lain di Pulau Bangka. Diantaranya adalah, prosesi adat pernikahan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam, dalam lamaran menggunakan pantun, khatam Al-Qur'an dilaksanakan oleh sepasang pengantin malam hari pada saat prosesi tujuh hari tujuh malam. Sampai dengan penelitian ini dilakukan, pernikahan adat Bangka hanya dilaksanakan oleh penduduk lokal. Masyarakat Desa Mentok memandang upacara perkawinan adat ini sangat baik. Mereka mengatakan seharusnya setiap perkawinan memakai upacara adat karena selain untuk melestarikan kebudayaan yang memenuhi nilai-nilai luhur juga meneruskan apa yang telah dilakukan oleh leluhur atau nenek moyang mereka. Upacara perkawinan adat Bangka yang dilaksanakan di desa Mentok melibatkan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan semua yang ada di dalamnya. Upacara pernikahan adat Bangka memiliki nilai-nilai Islam yang terkandung dalam rangkaian pelaksanaan upacara adat dan simbul-simbul upacara. Nilai-nilai Islam tersebut yaitu nilai keagamaan. Disamping unsur-unsur Islam juga terdapat unsur atau nilai sosial. Dalam rangkaian kegiatan pernikahan sejak persiapan hingga akhir pelaksanaan, banyak melibatkan masyarakat di lingkungan sekitar. Keterlibatan berbagai pihak dalam pelaksanaan kegiatan pernikahan menunjukkan bahwa diantara mereka terjalin hubungan yang saling membutuhkan untuk bisa bersama-sama melaksanakan pernikahan. Perilaku masyarakat yang sebelumnya menunjukkan keterpecahan akhirnya berubah menjadi kebersamaan manakala melihat proses perkawinan. Selain itu dalam acara pernikahan juga dibagikan nasi kenduri kepada tetangga, hal tersebut akan menciptakan kerukunan sesama tetangga. } }