%A NIM. 99373486 M. NUR ARIFIN %O Muhammad Nur, S.Ag, M.Ag %T KEBERADAAN BANGSA ASING DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM %X Kehidupan politik Indonesia dewasa ini kian tak jelas kemana arahnya. Dilihat dari perkembangan yang dapat dirasakan bahwa keterpurukan bangsa ini semakin hari semakin tak dapat dihindari. Dari konflik internal bangsa yang berkepanjangan, hingga percaturan politik antar-bangsa di dunia utamanya dalam hubungan diplomasi bangsa-bangsa yang mengalami ketertinggalan dalam perkembangannya. Konflik internal bangsa yang berkepanjangan mengakibatkan terguncangnya pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam program seratus harinya. Salah satunya adalah penanganan tragedi bencana tsunami di propinsi Nangroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 januari 2004 sebagai bencana nasional. Hal ini mendapat sorotan yang amat tajam dari berbagai pihak terutama keberadaan bangsa asing yang ikut andil dalam penanggulangan bencana tsunami di Aceh. Keterlibatan bangsa asing yang hampir mayoritas adalah militer ini menjadi topik yang hangat untuk dikaji oleh pemerintah Indonesia dari segi sosial-politik mengingat propinsi Aceh adalah propinsi yang berpredikat rawan konflik. Hal ini yang menjadi perhatian penyusun untuk mengkaji lebih dalam terhadap batasan tenggang waktu keberadaan bangsa asing dalam misi social kemanusiaan pada penanganan musibah di propinsi yang terkenal dengan serambi mekah itu. Apakah bantuan tersebut diberikan atas dasar misi sosial kemanusiaan semata atau memiliki misi politis yang hams diwaspadai oleh pemerintah Indonesia. Serta bagaimana pandangan Islam terhadap keberadaan bangsa asing secara konseptual mengenai persaudaraan dan tolong menolong antar bangsa. Pemerintah Indonesia telah mengundang kehadiran bangsa-bangsa asing tersebut dengan dalih keterbatasan faktor sumber daya yang dimiliki, namun apakah mekanismenya sudah valid mengingat badan kontroling pemerintah kita belum memenuhi standar yang memadai. Pandangan Islam terhadap keberadaan bangsa asing di suatu negara, baik misi politik, sosial kemanusiaan maupun perdagangan, merupakan keterikatan penting yang tidak dapat dipisahkan dalam hubungan antar-negara. Bahwasannya seluruh umat manusia adalah bersaudara saling membutuhkan satu sama lain, saling tolong-menolong dalam urusan dunia, dan membebaskan keyakinan (ajaran) yang dianutnya. Pemerintah Indonesia memberikan batasan tiga bulan bagi keterlibatan bangsa asing dalam penanganan bencana tsunami di Aceh. Sehingga misi apapun yang dijalankan telah selesai, maka berkewajiban untuk pulang kembali ke negara asalnya sesuai dengan aturan yang telah disepakati kedua negara. Kecurigaan hadirnya bangsa asing di Aceh secara politis tidaklah terbukti, bisa saja itu hanya ketakutan dari sebagian kelompok kecil anti asing yang ingin mempertahankan integritas bangsa supaya tidak jatuh. Mereka benar-benar memberikan bantuan dengan tenaga dan materi secara sosial kemanusiaan semata yang memang tidak dapat ditunda-tunda, dan hanya sebagian kecil sukarelawan serta mayoritas militerlah yang siap dan terlatih untuk menghadapi situasi terburuk terhadap penanggulangan bencana alam ini. %K bangsa asing di Indonesia, perspektif islam %D 2005 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib36489