%0 Thesis %9 Skripsi %A Pujiono 12120048, NIM. 12120048 %B UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %D 2019 %F digilib:36643 %I FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA %K polemik, gerakan sosial, pertentangan K.H Yusuf Taudjiri, S.M Kartosuwiryo %P 88 %T POLEMIK K.H YUSUF TAUDJIRI DENGAN S.M KARTOSUWIRYO DI CIPARI GARUT TAHUN 1948-1952 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36643/ %X K.H Yusuf Taudjiri merupakan tokoh masyarakat atau guru agama sekaligus pimpinan Pondok Darusalam di Cipari Garut. Ia di kenal sebagai salah satu pejuang Indonesia sekaligus pemimpin Gerakan Laskar Darussalam. Pesantren Darusslam merupakan pesantren yang menjadi sasaran oleh gerakan Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII) yang di pimpin langsung oleh Sekarmaji Marijan (SM) Kartosuwiryo. Hubungan K.H Yusuf Taudjiri dengan SM. Kartosuwiryo merupakan sahabat dekat dalam satu organisasi sewaktu masih di Komite Pembela Kebenaran Partai Sarekat Islam Indonesia (KPKPSII). Konflik yang terjadi antara Yusuf dengan Kartosuwiryo karena memiliki pandangan yang berbeda dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia setelah kemerdekaan. Dalam kajian ini , peneliti akan mengkaji polemik yang terjadi antara kedua tokoh tahun 1948-1952 M, karena pada waktu itu K.H Yusuf Taudjiri menolak ajakan Kartosuwiryo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Peneliti memakai pendekatan sosiologi yang berdasar pada teori gerakan sosial dan pertentangan (conflict). Konflik menurut Greene adalah bentuk perilaku kolektif yang bertahan cukup lama, terstruktur, dan rasional. Menurut Sujatmiko gerakan sosial (social movement ) adalah sebuah bentuk aksi kolektif dengan orientasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu. Peneliti mengunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Melalui penelitian ini akan dapat digambarkan secara holistik proses konflik beserta analisa faktor yang menyebabkan konflik tersebut. Selain persoalan ideologi K.H. Yusuf Taudjiri tidak berkenan dengan cara-cara S.M Kartosuwiryo menagih pajak atau ifrod, dengan cara paksa. Secara garis besar konflik tersebut dapat disimpulkan menjadi tiga hal yaitu, tentang kerjasama dengan penjajah, konsepsi negara Islam, dan sikap politik terhadap hasil Perjanjian Renville. %Z Dr. Imam Muhsin, M.Ag.