TY - THES N1 - Dr. Muhammad Wildan, M.A ID - digilib36672 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36672/ A1 - Ilham Dzikri Fadli, NIM. 12120101 Y1 - 2019/07/11/ N2 - Tujuan mengkaji sirah nabawiyah bukan sebatas untuk mengetahui peristiwa sejarah yang sifatnya informatif. Lebih dari itu, mengkaji sirah bertujuan agar setiap muslim memperoleh gambaran tentang hakikat Islam secara paripurna, yang tercermin di dalam kehidupan Nabi saw. Hal inilah yang seharusnya diaktualisasikan oleh gerakan dakwah atau harakah al-islâmiyyah yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini untuk menjadikan sirah nabawiyah sebagai prinsip-prinsip pergerakan. Salah satu organisasi yang menjadikan sejarah Rasulullah sebagai strategi pergerakannya adalah Hizbut Tahrir. Sebuah organisasi lintas negara yang tersebar di Asia Tengah, Afrika Utara, Turki, Eropa dan Asia Tenggara. Tujuan Hizbut Tahrir adalah membebaskan umat manusia dari dominasi paham, pemikiran, sistem hukum menjadi berlandaskan Islam. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila diterapkannya sistem khilâfah. Dalam usahanya menyerukan khilâfah ini, Hizbut Tahrir mengacu pada aktivitas dakwah Rasulullah di Mekah hingga keberhasilannya mendirikan pemerintahan di Madinah yang dapat dibagi ke dalam tiga tahapan: Tatsqîf (Pembinaan dan Pengaderan), Tafâ?ul (Interaksi), Istilâmu al-hukmi (Penerimaan Kekuasaan). Di dalam berbagai kesempatan HTI sering menyebutkan bahwa strategi inilah yang paling baik, benar dan syar?i dibanding strategi gerakan lainnya. Oleh karena itu menjadi menarik untuk ditelaah lebih lanjut bagaimana strategi gerakan HTI di Indonesia dan menjelaskan bagaimana pandangan HTI terhadap sirah nabawiyah itu sendiri. Penulis menggunakan pendekatan gerakan sosial. Pendekatan gerakan sosial berguna untuk menjelaskan strategi pergerakan yang digunakan HTI. Teori yang digunakan adalah teori proses framing. Penulis menggunakan metode sejarah, pertama heuristik, yaitu melakukan pengumpulan data dan mencari sumber yang terkait dengan penelitian. Kedua, verifikasi yaitu melakukan kritik atau memberi penilaian terhadap sumber-sumber yang ditemukan. Ketiga, interpretasi yaitu melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang ditemukan dan menyusun ke dalam kesatuan yang baik. Tahap terakhir adalah historiografi yaitu melakukan penulisan hasil penelitian menjadikannya ke dalam sebuah tulisan sejarah. Hasil penelitian ini adalah HTI meyakini bahwa metode yang terbaik untuk menerapkan khilâfah adalah dengan mengikuti metode Rasulullah. Kemudian pandangan ini disebarluaskan pada masyarakat luas agar terbentuk opini umum atau menurut teori yang digunakan disebut dengan proses framing. Pandangannya tersebut diperoleh dari pandangan terhadap sejarah Rasulullah yang merupakan bagian dari sunah yang dapat dijadikan sebagai sumber penetapan hukum. PB - FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA KW - HTI KW - Sirah Nabawi KW - Framing M1 - skripsi TI - SIRAH NABAWI SEBAGAI MODEL STRATEGI PERGERAKAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA AV - restricted EP - 113 ER -