%0 Thesis %9 Skripsi %A Nurul Qoriyah, NIM. 14120114 %B UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %D 2019 %F digilib:36686 %I FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA %K Mbah Bustham, Perkembangan, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah %P 265 %T K.H. NUR MUHAMMAD BUSTHAMIL KARIM DAN PENGEMBANGAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDIYAH DI CILACAP TAHUN 1920-1978 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36686/ %X Pengembangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) di Cilacap tahun 1920-1978 M, tidak bisa dilepaskan dari peran seorang mursyid yang bernama K.H. Nur Muhammad Busthamil Karim. Ia adalah sosok seorang kiai yang menjadi panutan masyarakat. Perjalanan dakwahnya diawali dengan membangun masjid dan pondok pesantren sebagai sentral kegiatan. Dalam perkembangannya, berdatangan santri dari berbagai daerah misalnya dari Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat untuk bai‟at tarekat ke Cilacap. Selama kepemimpinannya, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah merupakan salah satu tarekat yang paling berkembang di Cilacap. Pengikut TQN bukan hanya dari kalangan orang tua saja, tetapi juga banyak dari kalangan pemuda. Terdapat latar masalah yang ditulis dalam skripsi ini, yang meliputi: 1) Bagaimana Latar Belakang Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Cilacap. 2) Bagaimana Biografi K.H. Nur Muhammad Busthamil Karim. 3) Bagaimana peran K.H. Nur Muhammad Busthamil Karim dalam Pengembangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Cilacap. Penelitian ini menggunakan pendekatan biografi dan sosiologi. Pendekatan biografi ini digunakan untuk mengetahui sosok dan kehidupan K.H. Nur Muhammad Busthamil Karim. Selanjutnya pendekatan sosiologi ini digunakan untuk mengkaji lingkungan sosial masyarakat Cilacap dan peran K.H. Nur Muhammad Busthamil Karim sebagai mursyid. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peranan sosial oleh Erving Goffman dan teori kepemimpinan kharismatik oleh Max Weber. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang meliputi empat langkah yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, latar belakang kondisi masyarakat Cilacap yang masih tergolong Islam abangan, sehingga para ulama Tasawuf datang ke Cilacap untuk menyebarkan ajaran tarekatnya. Kedua, K.H. Nur Muhammad Busthamil Karim merupakan mursyid TQN di Cilacap yang mempunyai peran cukup besar, sehingga TQN di Cilacap cukup berkembang pesat. Ketiga, peranan tasawufnya tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya dalam struktural Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Hal ini ditandai dengan beberapa dakwahnya melalui pendekatan individu dan pendekatan kolektif. Selain itu, ia mengembangkan tarekat dengan cara-cara modern, misalnya mendirikan beberapa masjid dan pesantren sehingga perkembangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah semakin berkembang pesat. %Z Prof. Dr. H. Dudung Abdurahman, M.Hum