@unpublished{digilib36706, month = {September}, title = {GUS KELIK (H. MUHAMMAD RIFKI ALI) DAN KEPEMIMPINANNYA DALAM JAM?IYYAH DIBAIYAH BIL MUSTHOFA TAHUN 1975-2016}, school = {FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA}, author = {NIM. 15120082 Latifah}, year = {2019}, note = {Dr. Maharsi, M. Hum}, keywords = {Gus Kelik, majelis Dibaiyah, pemimpin organisasi}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36706/}, abstract = {Penulis tertarik mengkaji tentang Gus Kelik dan majelis Dibaiyahnya berdasarkan beberapa alasan: 1) Gus Kelik memiliki pribadi yang unik dengan khususyiyyahnya mampu membuat majelis Dibaiyah yang dirintis sejak 1975. 2) Majelisnya berada di lingkungan Pesantren Krapyak yang diikuti oleh masyarakat di lingkup kota Yogyakarta dan banyak memiliki kegiatan untuk jamaahnya. 3) Gus Kelik juga memiliki garis keturunan keluarga kiai yang masyhur. Penulis mengacu pada rumusan masalah berikut: bagaimana sejarah Jam?iyyah Dibaiyah bil Musthofa, siapakah sosok Gus Kelik dan bagaimana latar belakang keluarganya, serta bagaimana pola kepemimpinan Gus Kelik di Jam?iyyah Dibaiyah bil Musthofa. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan biografi dan sosiologi. Pertama, pendekatan biografi untuk melihat latar belakang kehidupan Gus Kelik yang mampu membentuk watak dan kepribadiannya. Kedua, pendekatan sosiologi yang berfungsi untuk mengkaji hubungan sosial Gus Kelik dengan orang-orang di sekitar lingkungan serta jamaahnya. Teori yang digunakan adalah teori kepemimpinan yang diungkapkan oleh George R. Terry. Ia menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah interaksi pemimpin yang mempengaruhi anggotanya untuk secara suka rela mengikuti keinginan pemimpinnya. Gus Kelik dalam memimpin majelis Dibaiyahnya dengan mengkombinasikan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus yakni kepemimpinan karismatik, kepemimpinan otoriter, kepemimpinan organisatoris, dan kepemimpinan demokratis. Namun pelaksanaan berbagai gaya kepemimpinan ini tidak ekstrim. Hal ini dilakukan dalam rangka mempertahankan eksistensi majelisnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode sejarah dengan empat rangkain tahapan yakni: heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (analisis), dan historiografi. Hasil penelitian ini yakni Gus Kelik lahir dalam keluarga Pesantren Krapyak yang memiliki dua garis keturunan kiai sekaligus melalui ayah dan ibunya. Kultur khas pesantren melekat dalam dirinya sejak kecil. Dengan khusyusiyyah yang dimilikinya, ia mampu merintis majelis Dibaiyah sejak 1975 yang masih dipertahankan sampai sekarang. Berawal dengan nama Jam?iyah Dibaiyah Ndalem kemudian diubah menjadi Jam?iyyah Dibaiyah bil Musthofa. Melalui majelisnya, Gus Kelik mampu mengorganisasi dan menggerakkan orang di sekitarnya untuk melakukan berbagai kegiatan positif. Untuk menarik jamaahnya, ia juga mengundang berbagai hiburan yang nge-tred pada masanya. Keistiqomahan dan keikhlasan dalam mengadakan majelisnya membuat ia menjadi pemimpin yang karismatik, selain itu ia menggunakan beberapa gaya kepemimpinan didalamnya. Ia juga responsif dengan berbagai tantangan dalam majelisnya. Ditambah lagi kepercayaan anggota jamaah tentang kekuatan luar biasa yang dimilikinya. Hal ini membuat pengikutnya semakin yakin untuk mengikuti dirinya.} }