%A NIM. 12410223 Mazharuddin Aufa %O Dr. Eva Latipah, S.Ag, M.Si %T MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DITINJAU DARI TEORI ABRAHAM MASLOW %X Latar belakang penelitian ini adalah bahwa Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun kenyataanya motivasi belajar pendidikan agama Islam di sekolah sulit untuk didapatkan dan ini menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai prestasi pendidikan agama Islam. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui tinjauan teori Abraham Maslow tentang motivasi belajar dan penerapannya dalam meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama Islam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode kepustakaan/ library research yang menggunakan buku Motivasi dan Kepribadian sebagai sumber primer. Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif menggunakan pendekatan psikologi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Teori kebutuhan Abraham Maslow dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Kebutuhan fisiologis yang berarti pemenuhan kebutuhan dasar biologis seperti makan dan minum pada jam istirahat. Kebutuhan rasa aman yang dapat diwujudkan melalui keamanan dan stabilitas lingkungan belajar. Pada tingkatan kasih sayang dari orang-orang sekitar seperti orang tua, guru, dan teman. Selanjutnya pada kebutuhan harga diri dapat berupa penghargaan melalui apresiasi pencapaian belajar peserta didik. Pada tingkatan aktualisasi diri, melalui kegiatan pengembangan dan lomba-lomba. (2) Guru dapat melakukan tindakan untuk mendorong pemenuhan kebutuhan. Pada tingkatan fisiologis guru dapat memberikan arahan pemanfaatan jam istirahat. Pada tingkatan kebutuhan rasa aman, guru dapat memberikan bekal pengetahuan menjaga keamaan diri. Pada kebutuhan kasih sayang, guru dapat menampilkan sikap yang mencerminkan kasih sayang kepada peserta didik, seperti sikap empatik dan peduli. Pada tingkatan harga diri guru dapat memberikan reward sebagai bentuk penghargaan yang memunculkan harga diri peserta didik. Pada tingkatan puncak, guru dapat melakukan bimbingan pengembangan bakat dan minat siswa sebagai upaya aktualisasi diri. Untuk meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama Islam, kebutuhan-kebutuhan ini harus dipenuhi secara berkelanjutan mulai dari kebutuhan yang paling dasar hingga kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Pendidikan Agama Islam, Abraham Maslow %K Motivasi Belajar, Pendidikan Agama Islam, Abraham Maslow %D 2019 %I UIN Sunan Kalijaga %L digilib36934