%0 Thesis %9 Skripsi %A Sunni Sofiah Aniqah, NIM. 15640052 %B FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI %D 2019 %F digilib:37184 %I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Amaranthus viridis, ekspresi gen, Heavy Metal Associated (HMA), hiperakumulator, Metal Tolerance Protein (MTP), Polymerase Chain Reaction (PCR) %P 83 %T ANALISIS EKSPRESI GEN MTP1 DAN HMA3 PADA BAYAM (Amaranthus viridis) DALAM CEKAMAN LOGAM BERAT SENG (Zn) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37184/ %X Bayam memiliki banyak manfaat dan sayuran ini sering dikonsumsi masyarakat. Akan tetapi, diketahui bahwa salah satu spesies bayam yaitu Amaranthus viridis mempunyai kemampuan akumulasi logam seng (Zn) atau dapat disebut sebagai tumbuhan hiperakumulator. Tingkat pencemaran lingkungan oleh logam berat semakin meningkat dan terdapat potensi perpindahan logam berat dari tumbuhan ke tubuh manusia melalui rantai makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Maka dari itu mekanisme transportasi dan translokasi logam pada tanaman yang lebih jelas perlu diketahui melalui informasi mendasar tentang protein yang berperan dalam akumulasi logam pada tanaman. Protein transporter yang diduga berperan dalam pengangkutan Zn pada tumbuhan yang dikaji adalah protein yang disandi gen MTP1 (Metal Tolerance Protein 1) dan HMA3 (Heavy Metal Associated 3). Analisis ekspresi gen dapat membuktikan peran gen tersebut pada tumbuhan dalam cekaman logam berat. Pada penelitian ini, isolasi RNA total dilakukan dari sampel daun dan akar tanaman kontrol dan tanaman yang dicekam Zn. Sintesis cDNA dilakukan dan kemudian dijadikan templat pada reaksi Polymerase Chain Reaction (PCR). Reaksi PCR menggunakan primer yang didesain menggunakan templat consensus sequence dari spesies dengan kekerabatan yang dekat dengan Amaranthus viridis. Visualisasi hasil PCR menunjukkan amplikon dari gen MTP1 berukuran 79 bp dengan tingkat ekspresi yang sama dari tiap bagian sampel tanaman. Diketahui bahwa konsentrasi Zn tidak berpengaruh terhadap ekspresi gen MTP1. Ekspresi gen HMA3 belum dapat disimpulkan dari penelitian ini karena tidak diperoleh amplikon spesifik. Desain ulang primer yang lebih spesifik terhadap spesies Amaranthus viridis perlu dilakukan agar dapat diperoleh amplikon spesifik dan tingkat ekspresi gen dapat diketahui. %Z Jumailatus Solihah, S.Si., M.Biotech