%A NIM. 12110007 Hilma Amalina %O Prof. Dr. H. Taufik Ahmad Dardiri, S.U. %T Masrohiyatu Abthalu Al Yarmuk Li Ali Ahmad Bakatsir (dirasah Tahliliyah Saithoroh Li Gramsci) %X Adegan-adegan central pada peristiwa perang yarmuk, yang dipimpin oleh Abu Ubaidah dan Kholid bin Walid sebagai ahli strategi perangnya, menggambarkan adanya peristiwa hegemonik. Kisah yang dibuat dari sudut pandang islam ini, tentunya banyak merepresentasikan kebijakan-kebijakan islam, baik dalam peristiwa perangnya maupun dalam kehidupan sehari-hari para tokohnya. Penelitian ini akan fokus dalam membongkar proses hegemoni yang terjadi pada naskah AY, yang melibatkan dua kubu besar, islam dan romawi. Serta meneliti, mengapa para prajurit islam bersedia untuk turut berperang, padahal jumlah prajurit islam jauh lebih sedikit daripada prajurit romawi. Apalagi tidak ada jaminan kemenangan yang bisa diperoleh dari peperangan tersebut. Naskah drama tersebut akan dianalisis berdasarkan terori hegemoni gramsci, dengan cara: mengidentifikasi relasi kelas-kelas sosial, bisa juga dalam lembaga-lembaga sosial dan kaum inteletual yang muncul dalam karya sastra; mengidentifikasi resistensi dan persoalan-persoalan sosial yang muncul; proses hegemoni dan/atau aliansi yang terjadi, atau juga bisa negosiasi dan kompromi yang terjadi antar atau intra kelas sosial; analisis ideologi yang menjadi basis aliansi antar kelas sosial; serta analisis terjadinya proses hegemoni yang melibatkan berbagai konsep di atas. Penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai dominan dalah naskah drama Abtholu al yarmuk adalah nilai islam. Serta, kholid bi walid sebagai pemimpin perang yarmuk, berhasil menghegemoni para prajurit islam menggunakan “islam” sebagai media distribusi gagasannya. Kata Kunci: Hegemoni, Perang Yarmuk. %K Hegemoni, Perang Yarmuk. %D 2019 %I UIN Sunan Kalijaga %L digilib37390