TY - THES N1 - Dr. Moh Soehadha, S.Sos.M.Hum ID - digilib38035 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38035/ A1 - CITRA ASRI NOPIYANTI, NIM. 15540078 Y1 - 2019/09/17/ N2 - Jawa merupakan salah satu pulau yang terkenal dengan keramahtamahan warga masyarakat di dalamnya. Tidak hanya itu, masyarakat Jawa juga masih sangat terkenal dengan tradisi kejawen yang masih kental di dalam masyarakat. Salah satu budaya yang masih dijaga hingga saat ini yaitu kenduri. Kenduri merupakan salah satu adat istiadat, ritual keagamaan yang paling populer di masyarakat Jawa yang telah dijadikan sebuah tradisi di kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk memperingati peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Slametan adalah ritus bagi mereka yang hidup, sedangkan ngirim duwa atau sedekah (shadaqah) diperuntukkan bagi mereka yang sudah meninggal. Sehingga dapat dikatakan bahwa kenduri merupakan salah satu tradisi Jawa yang masih dikonservasi hingga saat ini. Tradisi kenduri yang dilaksanakan di dusun Potro ini disebabkan karena di dalam masyarakat kenduri telah menjadi darah daging di masyarakat sehingga sulit untuk dihilangkan. Oleh sebab itu penelitian mengenai kenduri di dusun Potro menjadi hal yang urgen untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini atas dasar untuk mengetahui sebab masyarakat di dusun Potro masih melaksankan kenduri, guna melihat nilai- nilai sosial keagamaan yang terkandung dalam tradisi kenduri tersebut dengan menggunakan teori fungsionalisme Malinowski. Teori ini digunakan untuk melihat cara masyarakat masih menjadikan kenduri sebagai salah satu fungsi sosial di masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan penemuan yang tidak dicapai melalui prosedur pengukuran maupun angka. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara yang terstruktur, dengan menggunakan data Primer yang telah ditetapkan sebagai informan di dusun Potro yang berjumlah 10 orang terdiri dari 1 kaum, 1 kaum pengganti, 1 tokoh agama, 2 tokoh yang dianggap penting di dalam masyarakat, 5 orang selaku warga masyarakat yang masih mengikuti tradisi kenduri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (i) masyarakat masih melaksankan kenduri disebabkan karena masyarakat masih belum mampu meninggalkan budaya lama yaitu kenduri, (ii) masyarakat masih menghormati budaya leluhur dan (iii) masyarakat masih menanganggap bahwa tokoh agama dan tokoh kaum masih dianggap penting di dalam masyarakat tokoh agama berperan penting dalam hal keagamaan, sedangkan tokoh kaum berperan penting dalam hal kebudayaan dan tradisi seperti tradisi kenduri. Hal tersebut dibuktikan dengan masyarakat masih mengikutsertakan tokoh agama dan kaum dalam urusan masyarakat. Sedangkan dalam tradisi kenduri nilai-nilai sosial keagamaan menunjukkan bahwa kenduri merupakan salah satu acara yang masih dianggap penting dalam masyarakat untuk meningkatkan solidaritas masyarakat, dalam hal keagamaan disebutkan bahwa kenduri merupakan salah satu nilai kedermawanan yaitu dengan shadaqah bagi keluarga yang ditinggalkan dan seseorang yang telah meninggal. PB - UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Kenduri KW - Nilai- nilai Sosial KW - dan Keagamaan M1 - skripsi TI - KENDURI DAN NILAI- NILAI SOSIAL KEAGAMAAN DI DUSUN POTRO, PURWOBINANGUN, PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA AV - restricted EP - 128 ER -