@phdthesis{digilib38099, month = {November}, title = {SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR PEDAGANG DI PASAR SORE DUA YOGYAKARTA}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM 14250052 Mellinda Ulfah Yasmin}, year = {2019}, note = {Drs. Lathiful Khuluq, M.A., BSW., Ph.D.}, keywords = {Solidaritas, Pedagang, Pasar Sore Dua Yogyakarta}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38099/}, abstract = {Skripsi ini membahas mengenai bentuk solidaritas sosial yang terjalin antar pedagang di Pasar Sore Dua Yogyakarta. Latar belakang penyusunan ini adalah jumlah pedagang di Pasar Sore Dua Yogyakarta berjumlah 350 Orang dengan rincian 312 orang yang sudah mempunyai kartu tanda anggota Pasar Sore Dua Yogyakarta dan mempunyai surat ijin berdagang dari dinas pariwisata Yogyakarta dan 38 orang hanya mempunyai kartu tanda anggota pedagang Pasar Sore Dua Yogyakarta. Dengan jumlah pedagang tersebut sehingga terjadilah proses solidaritas antar pedagang. Pada tahun 2005, pedagang akhirnya memutuskan untuk membentuk paguyuban, paguyuban tersebut bernama Paguyuban Pedagang Sore Dua Yogyakarta (PAPPASTA). Peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam terkait dengan bentuk solidaritas sosial yang terjalin di Pasar Sore Dua Yogyakarta. Fokus penelitian ini adalah mengenai bagaimana solidaritas sosial yang terjalin antar pedagang di Pasar Sore Dua Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian berjumlah 10 orang. Dengan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Kriterianya adalah pengurus Pasar Sore Dua Yogyakarta, pedagang sudah lama berjualan dari jalan Sriwedani dan aktif dalam jual beli di Pasar Sore Dua Yogyakarta. Objek penelitian adalah solidaritas sosial yang terjalin antar pedagang di Pasar Sore Dua Yogyakarta. Hasil penelitian ini adalah solidaritas yang terjalin antar pedagang Pasar Sore Dua Yogyakarta termasuk dalam solidaritas mekanik dikarenakan lahir kesamaan-kesamaan dalam diri anggota yaitu persamaan sumber daya yang dimiliki, serta kesadaran terhadap konsensus terhadap pola-pola normatif penting dilaksanakan seperti membayar Rp 2.000,- pada setiap berjualan. Individualis yang rendah dapat dibuktikan dengan gotong-royong atau kerjasama yang masih kuat di jalani dan dalam menyelesaikan permasalahan melibatkan komunitas (paguyuban). Kata Kunci: Solidaritas, Pedagang, Pasar Sore Dua Yogyakarta} }