@phdthesis{digilib38205, month = {October}, title = {UPAYA PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) PURBOSISWO DALAM MENYEMBUHKAN LABELLING SOSIAL PADA ANAK PUTUS SEKOLAH}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM 15720009 Elok Ashofah}, year = {2019}, note = {Dr., Phil. Ahmad Norma Permata, S.,ag., M.,A., Ph.D}, keywords = {Labelling, anak putus sekolah, PKBM Purbosiswo}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38205/}, abstract = {Labelling adalah bentuk cap atau julukan yang diberikan orang lain kepada individu yang melakukan suatu tindakan yang dianggap menyimpang, seperti anak putus sekolah. Dampak terjadinya putus sekolah salah satunya yaitu mendapatkan pelabelan dari orang lain, dengan begitu orang lain akan berasumsi bahwa mereka anak yang nakal, pemalas, brandalan, susah diatur, anak jalanan dan sebutan buruk lainnya. Label-label tersebut dapat melukai hati anak putus sekolah, sehingga dapat mempengaruhi pola pikirnya, prilakunya, dan juga pergaulannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PKBM Purbosiswo dalam merehabilitasi anak putus sekolah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori Labelling dari Howard S. Backer. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang menjelaskan tentang bagaimana upaya PKBM Purbosiswo dalam merehabilitasi labelling sosial pada anak putus sekolah. Penelitian ini dilakukan di PKBM Purbosiswo, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara secara langsung dengan 13 informan yang telah ditentukan, dan dokumentasi yang digunakan sebagai data pendukung. Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan mereduksi data primer maupun data sekunder, kemudian penyajian data, yang didapat dari hasil penelitian dan dinarasikan serta menarik kesimpulan dari hasil penlitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dapat dilakukan PKBM Purbosiswo dalam mengurai labelling sosial melalui empat strategi. Pertama, melakukan pendekatan interpersonal yaitu berkomunikasi dan berdiskusi mendalam secara face to face, supaya peserta didik merasa nyaman, percaya diri dan mau belajar. Kedua, sosialisasi sebagai bentuk pengenalan PKBM, penyamaan presepsi antar murid, dan juga proses penyadaran akan pentingnya pendidikan. Ketiga, reward (penghargaan) sebagai bentuk daya tarik peserta didik agar rajin berangkat sekolah dan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan PKBM Purbosiswo. Dan kempat, program kerja PKBM Purbosiswo yaitu pembelajaran, ketrampilan dan bimbingan konseling. Kata kunci: Labelling, anak putus sekolah, PKBM Purbosiswo} }