relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/ title: THE CONCEPT OF MADHHAB AND THE QUESTION OF ITS BOUNDARY creator: A. QODRY A. AZIZY, subject: Al Jamiah Jurnal description: Apakah suatu i madhhab/i itu bagaikan sebuah Kumpulan hUkum Islam seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Perdata), sehingga pengikut i madhhab/i tersebut tinggal mengambil hukum tertentu dari Kumpulan hukum Islam tersebut sesuai dengan yang diperlukan? Tentu jawabnya, pada mulanya atau pada dasarnya tidak demikian. Sejak awal -katakanlah sejak masa isahaba/i - ulama berijtihad/i (berpikir bebas). Hasil ijtihad/i itulah yang kemudian kita kenal dengan nama hukum Islam. Sudah barang tentu disana ada (dalam jumlah yag tidak begitu banyak) ketentuan-ketentuan yang rinci tentang hukum Islam yang sudah disebutkan dalam al-Quran maupun maupun Hadith. Pada masa isahaba/i dan itabiun/i simbol kedaerahan untuk menyebutkan suatu i madhhab/i belumlah muncul. Pemikiran hukum Islam selalu dinisbatkan kepada nama pribadi dari para tokoh itu. Umpamanya, pendapat Umar b. al-Khattab, A isha, Zayd b. Thabit, Ibn Umar, Said b. al-MUsayyab dll. Baru pada zaman itabiun/i kecil, terutama sekali generasi Abu Hanifa, Ibn Abi Layla, Malik, dan al-Awzai, nama i madhhab/i yang dinisbatkan pada daerah itu terwujud; yakni i madhhab/i yang disebut oleh Joseph Schact dengan nama iancient schools of law,/i dan oleh Ahmad Hasan dengan sebutan i early schools of law./i Maka muncullah nama iahl al-Iraq, ahl al-Madina,/i dan iahl-Sham/i. Pada masa ini juga terbiasa mengunggulkan sebagai ulama melebihi yang lainnya. sebutan i madhhab/i kedaerahan ini dipakai oleh al-Shaybani di dalam beberapa tulisannya, antara lain ial-Syiar al-Kabii dan iKitab al-Hujja ala abl alMadina,/i dan oleh al-Shafii didalam ial-Umnya,/i disamping yang lainnya. Sejak gerakan yang dilancarkan alo-Syafii, nama kedaerahan mulai memudar dan berganti dengan nama perorangan. Maka pada waktu imadhhab/i muncul dalam bentuknya yang baru, kini nama perorangan menjadi sebutan imadhhab/i tersebut, seperti imadhhab/i HAnafi yang dinisbatkan kepada Abu Hanifa, imadhhab/i Maliki yang dinisbatkan kepada MAlik b. Anas, imadhhab/i Shafii yang dinisbatkan kepada Muhammad b. Idris al-Shafii, dan imadhhab/i Hanbali yang dinisbatkan kepada Ahmad b. Hanbal.b publisher: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta date: 2008-06-19 type: Article type: PeerReviewed format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/1/05.%20A.%20Qodri%20A.%20Azizy-%20THE%20CONCEPT%20OF%20MADHHAB%20AND%20THE%20QUESTION%20OF%20ITS%20BOUNDARY.pdf format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/2/lightbox.jpg format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/3/preview.jpg format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/4/medium.jpg format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/5/small.jpg format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/7/lightbox.jpg format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/8/preview.jpg format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/9/medium.jpg format: other language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383/10/small.jpg identifier: A. QODRY A. AZIZY, (2008) THE CONCEPT OF MADHHAB AND THE QUESTION OF ITS BOUNDARY. /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 59 Th. 1996/.