%0 Thesis %9 Skripsi %A SITI MA’RIFAT, NIM : 16540012 %B Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam %D 2019 %F digilib:38333 %I UIN Sunan Kalijaga %K Muhammadiyah Dusun Cumpleng, Kultur, Realitas Sosial %P 124 %T PERUBAHAN MODE PAKAIAN DAN SEMANGAT KEAGAMAAN MASYARAKAT MUHAMMADIYAH DI DUSUN CUMPLENG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38333/ %X ABSTRAK Realitas sosial masa kini menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat menggunakan model pakaian modis mengikuti tren perkembangan zaman. Meski beberapa diantaranya menggunakan model pakaian yang serba besar, tertutup, pajang, dan lebar namun jumlahnya sangat sedikit. Hal ini bertolak belakang dengan mode pakaian yang digunakan oleh masyarakat Muhammadiyah di Dusun Cumpleng. Mayoritas masyarakat Muhammadiyah di dusun tersebut menggunakan mode pakaian yang serba besar, panjang, lebar, dan beberapa diantaranya menggunakan cadar. Penelitian ini menjadi penting untuk diteliti karena mode pakaian dan semangat keagamaan masyarakat Muhammadiyah baru terjadi sejak tahun 2011. Sebelum tahun 2011, masyarakat menggunakan model pakaian mengikuti tren perkembangan zaman. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang bersumber dari data observasi di Dusun Cumpleng, wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat Muhamamdiyah yang melakukan perubahan mode pakaian dan semangat keagamaan. Untuk memperkuat data maka studi pustaka seperti jurnal, dan buku menjadi sumber data sekunder penelitian ini. Tulisan ini memotret kultur masyarakat Muhammadiyah dari dua sisi yaitu sebelum terjadinya perubahan (2007-2011) dan sesudah terjadinya perubahan (2011-2019). Hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor dan proses terjadinya perubahan mode pakaian dan semangat keagamaan. Pendekatan fenomenologi dan pisau analisis menggunakan teori konstruksi realitas sosial Peter L Berger: ekstrenalisasi, objektivikasi, dan internalisasi digunakan untuk menganalisis proses terjadinya perubahan mode pakaian dan semangat keagamaan. Selain itu tulisan ini juga melihat penggunaan mode pakaian serba besar telah menjadi habitus (meminjam konsep habitus Piere Bordieu). Hasil penelitian ini menemukan bahwa perubahan mode pakaian dan semangat keagamaan dilakukan oleh masyarakat Muhammadiyah Dusun Cumpleng setelah sering mengikuti kajian keagamaan, menonton video dakwah, dan bersekolah di lembaga pendidikan yang tidak berafiliasi dengan Muhammadiyah. karena dilakukan secara berulang-ulang sejak tahun 2011-2019 maka mode pakaian serba besar telah menjadi habitus di lingkungan masyarakat. Proses perubahan mode pakaian dan semangat keagamaan terjadi melalui penetrasi unsur luar (eksternalisasi) melalui kajian keagamaan, media sosial, keluarga, dan lembaga pendidikan. Pada tahap ini masyarakat Muhamamdiyah melakukan penyesuaian diri sehingga menghasilkan bentuk perubahan (objektivikasi) yaitu mode pakaian serba besar dan pemahaman Islam fundamental. Ketika masyarakat telah berubah, mereka melakukan refleksi diri kepada dunia luar (internalisasi), bentuk refleksi yang dilakukan masyarakat yaitu, masuknya kerudung besar sebagai bagian dari sistem lembaga pendidikan, semarak pendidikan tahfidz, dan sunnah menjadi habitus. %Z Bapak Prof. Al Makin, S.Ag., M.A