@phdthesis{digilib38379, month = {December}, title = {KONSEP INSAN KAMIL MENURUT ABDUL KARIM AL-JILLI}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM: 14510026 Siti Datiyah}, year = {2019}, note = {Drs. Abdul Basir Solisa, M.Ag.,}, keywords = {Insan Kamil, al-Jilli, Manusia masa kini (modern)}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38379/}, abstract = {ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang konsep insan kamil menurut Abdul Karim al-Jilli dan relevansinya dengankehidupan masa kini (modern). Kajian ini dilatarbelakangi dengan adanya problem krisis spiritual yang melanda manusia modern dan perkembanagan zaman semakin maju. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menjawab persoalan diatas, bagaimana al-Jilli menggagas konsep insan kamil dengan perspektif tasawufnya dan bagaimana relevansinya dengan kehidupan pada manusia masa kini? Jenis penelitian ini adalah library research, data primernya yaitu karya al-Jilli yang berjudul Insan Kamil fi Ma?rifat al-Uwakhir wa al-Uwail. Sedangkan data sekundernya yaitu beberapa literatur yang membahas tentang al-Jilli dan hubungannya dengan kehidupan masa kini. Untuk menganalisis data tersebut, peneliti menggunakan teori interpretasi dan menggunakan pendekatan deskriptif-analisis. Insan kamil dalam pandangan al-Jilli yaitu manusia mampu mencerminkan nama-nama, sifat-sifat, dan inti (dzat)-Nya melalui citra Nabi Muhammad. Di alam semesta ini hanya ada satu insan kamil (Nabi Muhammad), namun manusia biasa bisa mennggapai insan kamil dengan meniscayakan bahwa manusia adalah makhluk yang diabadikan Tuhan. Insan kamil muncul pada setiap zaman, menyesuaikan perkembangan zaman. Dan insan kamil merupakan hakikat dari segala sesuatu yang ada. Sehingga, dalam hal ini manusia dipandang sebagai khlifah di muka bumi, karena dalam diri khalifah merupakan kekasih Allah dan para insan yang dikasihi-Nya. Sebagai kedudukan mansuia sebagai khalifah dimuka bumi ini tidak dilkasanakan sebagai mestinya, disebabkan kartena munculnya manusia modern, manusia modern ditandai dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) menyebabkan manusia lupa dengan sang pencipta dan menimbulkan spiritual manusia menurun bahkan berkurang. Krisis spiritual manusia ditandai adanya rasa kecemasan, keresahan, kegelisahan, keterasingan (anomali) pada diri manusia, dan kehilangan eksistensi dalam jati dirinya. Menanggulangi krisis spiritual tersebut al-Jilli menawarkan konsepnya yaitu menempuh dengan jalan tajalli dan taraqqi, serta mengasah daya rohani yaitu: Hati, akal, estimasi (wahm), meditasi, pikiran, fantasi, jiwa. Tujuh daya rohani tersebut harus dilatih dan dilakukan secara terus menerus (istiqomah) supaya jiwa dan raga bersih dan suci dari segala akhlak tercela. Hal itu, berlaku bagi semua orang, agar dapat mengaktulisasikan hingga manusia itu mampu menembus hakikat Nabi Muhammad, karena jasad Nabi Muhammad dapat merasuki jasad manusia siapapun. Dengan demikian, konsep insan kamil al-Jilli sangat relevan dengan problem kehidupan pada manusia masa kini (modern).} }