@phdthesis{digilib38422, month = {October}, title = {ILTIF{\=A}T DALAM SURAH AL-KAHFI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN AL-QURAN}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM: 1553101 Azka Jannatun Na?imah}, year = {2019}, note = {Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag.}, keywords = {iltif{\=a}t, al-Quran}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38422/}, abstract = {Allah Ta?ala telah menjadikan al-Quran dalam bahasa Arab. Di dalamnya, sering ditemukan beberapa struktur bahasa yang terkesan lepas dari aturan-aturan baku bahasa Arab. Fenomena ini disebut dengan deviasi atau penyimpangan bahasa, salah satunya adalah iltifa{\ensuremath{>}}t, yang menjadi bagian dari ilmu bala{\ensuremath{>}}gah. Secara umum, iltif{\=a}t dapat diartikan dengan perpindahan dari satu bentuk gaya bahasa (usl{\=u}b) kepada gaya bahasa lainnya. Maka, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa untuk mengetahui makna-makna al-Quran tidak cukup hanya pada penguasaan bahasa Arab saja, tetapi juga diperlukan ilmu-ilmu yang menjadi cabangnya. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian yang mendalam tentang iltif{\=a}t supaya al-Quran dapat dipahami secara menyeluruh. Pembatasan penelitian ini terletak pada ayat-ayat iltif{\=a}t dalam surah al-Kahfi, maksud yang ingin dicapai dari iltif{\=a}t tersebut serta pengaruh iltif{\=a}t terhadap penafsiran al-Quran. Penelitian bersifat kepustakaan (library research) yang sumber primernya adalah al-Quran dan sekundernya adalah buku-buku tentang iltif{\=a}t dan kitab-kitab tafsir. Data diperoleh dengan metode dokumentasi kemudian diolah dengan menggunakan metode deskriptif-analitik, yaitu menyusun data dalam bentuk deskripsi kemudian disertai dengan analisis terhadap data yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan kerangka teori stilistika dan ilmu balag{\=a}h. Terdapat enam macam iltif{\=a}t yang dapat ditemukan dalam al-Quran, yaitu: 1) iltif{\=a}t fi al-sigah yaitu perpindahan dari dua kata yang memiliki bentuk sigah berbeda. 2) iltif{\=a}t fi al-damir yaitu perpindahan dalam kata ganti (pronomina). 3) iltif{\=a}t fi ?adad yaitu peralihan penggunaan bentuk kata yang menunjukkan kuantitas. 4) iltif{\=a}t fi al-adaw{\=a}t yaitu pergantian dari satu bentuk adat (harfu) kepada adat yang lain dan keduanya memiliki fungsi yang berbeda. 5) iltif{\=a}t fi bina? al-nahwi yaitu peralihan penggunaan pola dalam aspek gramatikal. 6) iltif{\=a}t fi al-mu?jam yaitu pola peralihan dalam penggunaan kosakata kepada kosakata lain tidak beda jauh maknanya. Namun, keduanya mempunyai kekhususan masing-masing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari keenam jenis iltif{\=a}t terdapat 14 ayat iltif{\=a}t dalam surat al-Kahfi, yaitu: a. Iltif{\=a}t fi al-sigah sebanyak 3 ayat, b) iltif{\=a}t fi al-d\}amir sebanyak 4 ayat, c) iltif{\=a}t fi ?adad sebanyak 3 ayat, d) iltif{\=a}t fi al-adaw{\=a}t sebanyak 1 ayat, e) iltif{\=a}t fi bina? al-nahwi sebanyak 1 ayat, dan f) iltif{\=a}t fi al-mu?jam sebanyak 2 ayat. Tujuan dari iltif{\=a}t secara umum adalah menghindari kebosanan dan kejenuhan lawan bicara dari pembicaraan yang bersifat monoton. Sedangkan tujuan khusus dari iltif{\=a}t itu melekat pada setiap jenis iltif{\=a}t itu sendiri. Maksudnya adalah tujuan itu berdasarkan pada konteks lahirnya tuturan dan pola kalimat yang mengalami iltif{\=a}t. Implikasi iltif{\=a}t terhadap penafsiran al-Quran adalah memberikan makna-makna yang khas dalam kitabkitab tafsir. Adanya iltif{\=a}t dalam al-Quran tentunya akan mempengaruhi mufassir dalam menafsirkan al-Quran. Sebab iltif{\=a}t masuk ke dalam pembahasan ilmu balagah yang harus dikuasai oleh mufassir.} }