@mastersthesis{digilib38639, month = {December}, title = {UMMATAN WASA{\d T}AN MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR DAN M. QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISHBAH}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM. 17205010077 Abdur Rauf}, year = {2019}, note = {Dr. Imam Iqbal, S.Fil.I., M.S.I.}, keywords = {Hamka, M. Quraish Shihab, Ummatan Wasa{\d t}an}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38639/}, abstract = {Al-Qur?an mengidealkan umat Islam sebagai ummatan wasa{\d t}an. Namun realitasnya umat Islam masih jauh dari idealisme Al-Qur?an tersebut. Tesis ini membahas penafsiran Hamka dalam Tafsir Al-Azhar dan M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mi{\d s}bah tentang ummatan wasa{\d t}an. Tujuannya adalah untuk mengetahui penafsiran Hamka dan M. Quraish Shihab tentang ummatan wasa{\d t}an, persamaan dan perbedaan penafsirannya, dan relevansi penafsirannya dengan konteks kekinian dan keindonesiaan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Sumber data primernya: kitab Tafsir Al-Azhar dan kitab Tafsir Al-Mi{\d s}bah. Sumber data sekundernya: karya-karya lain Hamka dan M. Quraish Shihab, karya-karya tentang Hamka dan M. Quraish Shihab, kitab-kitab tafsir, dan karya-karya lain yang terkait. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan metode deskriptif-analitis. Penelitian ini juga menggunakan metode komparasi. Menurut Hamka, ummatan wasa{\d t}an adalah umat yang di tengah, yang tidak tenggelam dalam kehidupan duniawi dan tidak pula larut dalam spiritualitas, dan umat yang senantiasa menempuh jalan yang lurus. Karakteristik ummatan wasa{\d t}an menurut Hamka ada sembilan. (a) Iman kepada Allah dan Rasul-Nya; (b) Keteguhan; (c) Persatuan: kedamaian dan persaudaraan; (d) Kebijaksanaan; (e) Keseimbangan; (f) Kejujuran; (g) Keadilan: persamaan, kemerdekaan, dan hak milik; (h) Toleransi; dan (i) {\d S}ir{\^a}{\d t}al mustaq{\f i}m. Menurut M. Quraish Shihab, ummatan wasa{\d t}an adalah umat moderat, yang tidak cenderung ke kiri dan ke kanan sehingga menggiring kepada sikap yang adil, dan umat yang menjadi saksi dan disaksikan oleh semua pihak sehingga ia dijadikan sebagai teladan. Karakteristik ummatan wasa{\d t}an menurut M. Quraish Shihab ada delapan. (a) Iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya; (b) Keteguhan; (c) Kebijaksanaan; (d) Persatuan dan kesatuan serta persaudaraan; (e) Keadilan; (f) Keteladanan; (g) Keseimbangan; dan (h) Inklusif. Dapat disimpulkan bahwa penafsiran Hamka dan M. Quraish Shihab tentang ummatan wasa{\d t}an adalah relatif sama, baik dari sisi konsep maupun sisi metodologi penafsirannya. Persamaannya dalam menjelaskan definisi ummatan wasa{\d t}an adalah keduanya sama-sama mengungkapkan bahwa ummatan wasa{\d t}an adalah umat yang di tengah, tetapi M. Quraish Shihab menyisipkan dengan istilah umat moderat. Sisi perbedaannya dalam menjelaskan makna ummatan wasa{\d t}an adalah Hamka menambahkan dengan umat yang {\d s}ir{\^a}{\d t}al mustaq{\f i}m, dan M. Quraish Shihab menambahkan dengan umat teladan. Karakteristik ummatan wasa{\d t}an yang dikemukakan oleh Hamka dan M. Quraish Shihab adalah relatif sama. Perbedaannya adalah Hamka mengemukakan tiga karakteristik ummatan wasa{\d t}an yang tidak dikemukakan M. Quraish Shihab, yaitu kejujuran, toleransi, dan {\d s}ir{\^a}{\d t}al mustaq{\f i}m. Sebaliknya, ada karakteristik yang tidak disebutkan Hamka, tapi disebutkan M. Quraish Shihab, yaitu keteladanan dan inklusif. Penafsiran Hamka dan M. Quraish Shihab tentang ummatan wasa{\d t}an relevan dengan konteks kekinian dan keindonesiaan} }