%0 Thesis %9 Masters %A Deybi Agustin Tangahu, NIM: 1620010002 %B Pascasarjana %D 2019 %F digilib:38651 %I UIN Sunan Kalijaga %K Sanad, Surat Pendek, Asbabun nuzul, al-Wahidi %P 178 %T KRITIK SANAD ASBĀB AL-NUZŪL SURAT-SURAT PENDEK DALAM ASBĀB AL-NUZŪL KARYA AL-WAHIDI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38651/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui otentisitas dan keabsahan riwayat asbab al-nuzul surah-surah pendek dalam asbab al-nuzul karya al-Wahidi, melalui kajian kritik terhadap sanad dan matan riwayat-riwayatnya. Kajian kritik terhadap riwayat-riwayat asbāb al-nuzūl dalam kitab ini dispesifikasikan pada dua surah pendek, yaitu QS. Al-Dluha:1-3 dan QS. Al-Lahab:1. Teori yang digunakan dalam tesis ini merupakan teori perpaduan (synthesis theory) dari teori sanad kontemporer yaitu teori common link dan teori sanad konvensional yang telah dirumuskan oleh para ulama hadis. Adapun arah penelitian ini lebih bersifat deskriptif-analitik dengan menggunakan instrumen analisis dari studi kepustakaan. Hasil penelitian dari kajian ini adalah pertama, Epistemologi sanad pada era al-Wāhidī sudah sangat mapan dan detail. Penelitian ini menunjukkan proses perkembangan serta kontinuitas penggunaan sanad dari masa ke masa, yang mana pada masa awal Islam penggunaannya masih dalam bentuk yang sangat sederhana, hingga mencapai kesempurnaan pada pertengahan abad III H. Kedua, Melalui penelitian sanad dan matan dengan menggunakan teori gabungan, maka dapat disimpulkan bahwa kedua surah yang diteliti asbāb al-nuzūl-nya, yakni riwayat asbāb al-nuzūl surah al-Dluha:1-3 dan al-Lahab:1 dapat diakui kesejarahan dan ke-ṣaḥīḥ-annya. Berdasarkan analisis sanad dapat dinyatakan bahwa secara verbal riwayat asbāb al-nuzūl surah al-Dluha disebarkan di Kufah, pada sepertiga pertama abad kedua hijriah oleh al-Aswad bin Qais dan asbāb al-nuzūl surah al-Lahab disebarkan pertama kali di Kufah pada paruh pertama abad kedua hijriah oleh Abū Muhammad al-Kūfi al-‘Amasy. Ketiga, Data-data yang telah dilampirkan dalam tesis ini menunjukkan bahwa persoalan-persoalan yang terdapat dalam asbāb al-nuzūl merupakan persoalan dari aspek hadis atau riwayatnya, dan itu tidak terjadi pada asbāb al-nuzūl-nya. Meskipun demikian, riwayat tersebut tetap memiliki nilai penting dalam menjelaskan asbāb al-nuzūl ayat. Lebih dari itu, riwayat-riwayat asbāb al-nuzūl juga banyak yang berkwalitas ṡaḥīḥ, sehingga penjelasan turunnya ayat dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan, dan hal itu akan sangat membantu dalam proses penafsiran. %Z Dr. Mohammad Yunus, Lc., MA