@phdthesis{digilib3876, month = {February}, title = {MEDIA PEMBELAJARAN ORIENTASI DAN MOBILITAS DALAM MATERI ARAH MATA ANGIN DI SLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM.: 04410740 WAWAN ADI HANDOKO}, year = {2010}, note = {Pembimbing: Drs. Rofik, M.Ag,}, keywords = {Media Pembelajaran; Orientasi dan Mobilitas; Materi Arah Mata Angin di SLB-A}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3876/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan mengetahui media yang digunakan dalam mengajarkan arah mata angin pada mata pelajaran Orientasi dan Mobilitas (OM), dengan dikandung maksud agar pembaca mengetahui betapa pentingnya arah mata angin bagi siswa penyandang tunanetra, dan kemampuan mereka dalam menentukan arah mata angin merupakan kemampuan yang wajar (ilmiah), bukan merupakan kemampuan yang aneh atau tidak ilmiah. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti di lingkungan masyarakat, lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan serta lembaga pemerintahan. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data di SLB-A Yaketunis, Mantrijeron, Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan psikologi pendidikan karena terkait dengan pembelajaran dan media yang digunakan. Subyek dari penelitian ini ditentukan melalui teknik populasi. Adapun subyek penelitian dari penelitian ini adalah: Kepala SLB-A Yaketunis sebagai pimpinan dan pengambil kebijakan sekolah, Wakil Kepala SLB-A Yaketunis selaku pemegang bagian kurikulum, dan guru mata pelajaran orientasi dan mobilitas. Sedangkan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media yang digunakan dalam mengajarkan materi arah mata angin ada tiga bagian yaitu: Pertama, media alam. Media ini terdiri dari sinar matahari dan angin yang bertiup. Kedua, media lingkungan sekitar. Media ini terdiri dari: jalan yang membentang, posisi gedung, posisi tempat ibadah, posisi tempat imam berada. Terakhir adalah alat peraga. Media ini hanya satu jenis yaitu jarum jam sebagai pengganti kompas. Sedangkan faktor pendukung dan penghambat dalam mengajarkan arah mata angin adalah: Untuk faktor pendukung terdiri dari: Pertama, pengalaman lembaga yang pernah berkecimpung di dunia tunanetra khususnya mata pelajaran orientasi dan mobilitas serta pembelajaran arah mata angin. Kedua, terdapatnya guru yang ahli dalam bidang orientasi dan mobilitas. Adapun faktor penghambatnya adalah: Media pembelajaran yang tidak lengkap, minimnya tenaga pengajar yang ahli di bidang orientasi dan mobilitas, serta kurangnya perhatian dari Dinas Pendidikan, khususnya Direktorat Pendidikan Luar Biasa tentang mata pelajaran orientasi dan mobilitas. } }