eprintid: 38851 rev_number: 12 eprint_status: archive userid: 12378 dir: disk0/00/03/88/51 datestamp: 2020-05-11 02:54:38 lastmod: 2021-08-09 01:49:57 status_changed: 2020-05-11 02:54:38 type: book_section metadata_visibility: show contact_email: bayu.kusuma@uin-suka.ac.id creators_name: Kusuma, Bayu Mitra Adhyatma creators_name: Octastefani, Theresia title: MENDADAK PUITIS: POLITISASI SASTRA DALAM KONTESTASI PEMILIHAN UMUM 2019 ispublished: pub subjects: pol_bud subjects: sas_indo full_text_status: public keywords: Politisasi Sastra, Puisi, Kontestasi Politik, Pemilu 2019 abstract: Dalam perjalanan Bangsa Indonesia, relasi antara sastra dan politik seakan tak bisa dipisahkan, sehingga dapat dikatakan bahwa sastra adalah bagian integral dari perjuangan politik kebangsaan. Pada rezim orde baru, sastra adalah manifestasi dari perlawanan terhadap pembungkaman dan menjadi senjata dalam membuka pikiran rakyat dari cengkeraman rezim otoriter dan represif. Di sisi lain, sastrawan yang dianggap pro rezim dibiarkan berkarya untuk melegitimasi hegemoni. Dua dekade lalu, orde baru runtuh dan digantikan era reformasi. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis apakah dunia sastra Indonesia akan melahirkan pujangga baru revolusioner yang mampu menjadi kontrol sosial di era kebebasan berekspresi ini ataukah sastra justru sekedar menjadi komoditas politik sebagai alat merengkuh kuasa belaka. Hasil analisis menunjukkan bahwa di era reformasi dengan segala kebebasan berpendapat ini, sastra melalui puisi dalam kontestasi politik tetaplah eksis meski mengalami distorsi. Di pemilu 2019 yang dipandang telah mempolarisasi kehidupan sosial ini, beberapa politisi tiba-tiba bermutasi menjadi pujangga dan mendadak puitis. Puisi dipolitisasi sebagai bagian dari strategi oposisi mencari dukungan rakyat untuk merebut kuasa dari petahana. Memang dari kubu petahana juga menghasilkan karya puisi serupa, namun itu hanyalah berupa reaksi dari serangan oposisi. Pada akhirnya, di pemilu 2019 ini puisi telah larut dalam hingar bingar kontestasi meski tak selalu mengedepankan esensi. date: 2019-06-31 date_type: published publisher: Kepel Press dan FIB Universitas Jember pagerange: 663-677 refereed: TRUE isbn: 978-602-356-247-3 book_title: TEORI KRITIS DAN METODOLOGI DINAMIKA BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA referencetext: Alniezar, Fariz. 2019. Homo Homini Humor, Kelakar Agama: Dari Pendo(s)a Sampai Dinas Gangguan Mental Beragama. Yogyakarta: BasaBasi. Aswarini, Ni Made Frischa. 2016. “Bertumpang-tindihnya Kategori Sejarah: Analisis Sosio-historik Sajak-Sajak Sitor Situmorang di Era Reformasi 1998-2005”. Humanis: E-Jurnal Fakultas Sastra dan Budaya Unud, 15(3): 144-151. Bahari, Razif. 2003. Remembering History, W/Righting History: Piecing the Past in Pramoedya Ananta Toer's Buru Tetralogy. New York: Cornell University. Bourchier, David dan Hadiz, Vedi R. 2003. Indonesian Politics and Society: A Reader. London dan New York: Routledge. Budiman, Arief. 1991. Negara dan Pembangunan: Studi Tentang Indonesia dan Korea Selatan. Jakarta: Yayasan Padi dan Kapas. Charta Politika Indonesia. 2019. “Pileg 2019: Pemilu yang Terlupakan?”. Press Release Survey Nasional. Dipresentasikan pada tanggal 4 April 2019. Detik News. 2019. Kata Gus Mus Soal Puisi Do’a Perang Badar. Diakses melalui https://news.detik.com/berita/d-4457113/kata-gus-mus-soal-puisi-doa-perang-badar pada tanggal 9 Mei 2019. __________. 2019. Puisi Munajat 212 dan Do’a Kesukaan Neno Warisman. Diakses melalui https://news.detik.com/berita/d-4451264/puisi-munajat-212-dan-doa-kesukaan-neno-warisman pada tanggal 7 Mei 2019. Faradi, Abdul Aziz. 2015. “Kajian Modalitas Linguistik Fungsional Sistemik pada Teks Debat Capres-Cawapres Pada Pilpres 2014-2019 dan Relevansinya dengan Pembelajaran Wacana di Sekolah”. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(2): 233-249. Kusuma, Bayu Mitra A. dan Octastefani, Theresia. 2017. “Negosiasi Dakwah dan Politik Praktis: Membaca Orientasi Organisasi Sayap Keagamaan Islam pada Partai Nasionalis”. Al-Balagh: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, (2)1: 1-24. Merdeka. 2019. Buya Syafii Luruskan Arti Do’a Perang Badar yang Dibaca Neno Warisman. Diakses melalui https://www.merdeka.com/peristiwa/buya-syafii-luruskan-arti-doa-perang-badar-yang-dibaca-neno-warisman.html pada tanggal 9 Mei 2019. Mojok. 2019. Setelah Bikin Puisi Berkali-kali, Fadli Zon Akhirnya Luncurkan Buku Antologi Puisi “Ada Genderuwo di Istana”. Diakses melalui https://mojok.co/red/rame/kilas/fadli-zon-luncurkan-buku-antologi-puisi-ada-genderuwo-di-istana/ pada tanggal 7 Mei 2019. Pasha, Afifah Cinthia. 2019. Kumpulan Puisi Karya Fadli Zon, Do’a yang Ditukar. Diakses melalui https://www.liputan6.com/citizen6/read/3889488/kumpulan-puisi-karya-fadli-zon-paling-baru-berjudul-doa-yang-ditukar pada tanggal 7 Mei 2019. Putra, Candra Rahma W. 2018. “Rekam Jejak dalam Puisi Wiji Thukul: Kajian Sosiologi Sastra Alan Swingewood”. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 4(1): 12-20. Ricklefs, Merle C. 2012. Islamisation and Its Opponents in Java: A Political, Social, Cultural and Religious History c. 1930 to the Present. Singapura: National University of Singapore Press. Samboja, Asep. 2010. Historiografi Sastra Indonesia 1960-an. Jakarta: Bukupop. Tempo. 2019. Pidato Prabowo Kutip Buku Fiksi, Ini Cuitan Penulisnya. Diakses melalui https://gaya.tempo.co/read/1072222/pidato-prabowo-kutip-buku-fiksi-ini-cuitan-penulisnya/full&view=ok pada tanggal 7 Mei 2019. citation: Kusuma, Bayu Mitra Adhyatma and Octastefani, Theresia (2019) MENDADAK PUITIS: POLITISASI SASTRA DALAM KONTESTASI PEMILIHAN UMUM 2019. In: TEORI KRITIS DAN METODOLOGI DINAMIKA BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA. Kepel Press dan FIB Universitas Jember, pp. 663-677. ISBN 978-602-356-247-3 document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38851/1/Bayu%20dan%20Theresia%20-%20Mendadak%20Puitis%2C%20Politisasi%20Sastra%20Dalam%20Kontestasi%20Pemilu%202019.pdf