@phdthesis{digilib3898, month = {February}, title = {RITUAL ZIARAH DI GUA MARIA MARGANINGSIH DUSUN NGAREN PASEBAN BAYAT KLATEN}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { DIDIT MEILENA - NIM. 02521180}, year = {2010}, note = {Pembimbing: Drs. HA. Singgih Basuki, MA,}, keywords = {Ziarah, Bunda Maria, Umat katolik, Gua Maria Marganingsih, upacara Novena}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3898/}, abstract = {Ziarah merupakan salah satu aspek penting dalam praktek sebagian besar agama-agama. Ziarah adalah mengunjungi tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat untuk melakukan upacara-upacara keagamaan. Agama katolik mempunyai tradisi ziarah ketempat-tempat yang dianggap suci atau keramat untuk melakukan doa kepada Bunda Maria. Umat katolik menempatkan Maria sebagai tokoh yang khusus di antara orang kudus dan mendapat penghargaan yang istimewa di dalam gereja Katolik. Karena Bunda Maria adalah ibu dari Tuhan Yesus dan dianggap sebagai Bunda perantara doa bagi umat Katolik. Gua Maria Marganingsih merupakan salah satu sari sekian banyak tempat ziarah umat atolik. Gua Maria Marganingsih banyak dikunjungi umat katolik pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan ziarah, misalnya pada bulan Mei dan Oktober. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Antropologis dan dalam menganalisis data penulis menggunakan metode analisa kualitatif yang sifatnya diskriptif, yakni berusaha menjelaskan serta menganalisa bagaimana pelaksanaan upacara ziarah yang dilakukan di Gua Maria Marganingsih dan adakah perbedaan upacara ziarah di Gua Maria Marganingsih dengan tempat ziarah yang lain. Hasil penelitian yang penulis lakukan di Gua Maria Marganingsih, yaitu ada beberapa ritual ziarah yang dilakukan umat katolik antara lain upacara Novena yang dilakukan setiap malam selasa kliwon, upacara pembukaan bulan Maria yang dilaksanakan setiap tanggal 30 April dan 30 September serta upacara penutupan bulan Maria yang dilaksanakan setiap tanggal 31 Mei dan 31 Oktober. Adapun perbedaan dengan tempat ziarah yang lain yaitu dalam setiap pelaksanaan upacara ziarah selalu memakai warna pakaian liturgi yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dalam pelaksanaan peribadatan serta adanya doa yang dilakukan tiap tengah malam. } }