@phdthesis{digilib38991, month = {February}, title = {KONSEP KEBEBASAN KEHENDAK MANUSIA DALAM PEMIKIRAN FRIEDRICH NIETZSCHE}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 16510005 Hasan Abdul Wafi}, year = {2020}, note = {Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum.,}, keywords = {Kebebasan, Kehendak, Friedrich Nietzsche}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38991/}, abstract = {Sebuah tema yang selalu mengikat dan tidak pernah hilang dari kehidupan manusia adalah soal ?kebebasan?. Sejauh ini kebebasan erat dengan upaya manusia untuk bebas dari apa yang mengikatnya, seperti yang dikatakan Schopenhauer, Hidup adalah kecemasan dan penderitaan, bahwa manusia tidak akan pernah menemukan pemenuhan dan pemuasan keinginan mereka. Dalam pemahaman Schopenhauer, manusia tidak bisa menyadari kehendak bebasnya. Maka kehendak menjadi sorotan, apakah manusia memiliki landasan dan menyadari apa yang telah dilakukan? Pertanyaan mendalam, apakah kebebasan menjadi persoalan sebenarnya dari apa yang menjadi kehendak manusia? Hal demikian yang menjadi kajian tentang kebebasan kehendak. Dalam kajian tersebut, terdapat referensi primer yang digunakan adalah The Will To Power karya Nietzsche. Metode nya adalah hermeneutik filosofis sebagai alat untuk membaca beberapa referensi yang berkaitan dengan kajian. Sifat kajian ini deskriptif dan interpretasi filosofis. Kajian ini akan mengajak kita untuk menelusuri area terdalam perjumpaan kebebasan dan kehendak dalam ruang pemikiran Nietzsche. Kebebasan dan kehendak merupakan entitas yang berbeda namun menjadi satu bagian dalam kajian ini. Pembahasan kebebasan menjadi salah satu karakteristik yang menonjolkan keberadaan manusia yang merespon situasi dirinya. Dalam kajian disebutkan bahwa kebebasan yang dimiliki manusia adalah kebebasan dari tanggung jawab individu. Kebebasan sebagai roh yang hadir dari pergerakan kehendak untuk bertindak. Nietzsche mengukur kebebasan itu dari bentuk responsif dan menindak lanjuti, tanda ia sadar. Sedangkan dalam bentuk kehendak, merupakan sarana kebebasan bisa ditunjukkan olehnya, sebagaimana inti dari kehendak bebas adalah penyelesaian kehendak ix untuk kebebasan. Secara sadar, kebebasan telah disaksikan oleh kesadaran sehingga sulit untuk membayangkan bagaimana seseorang dapat mempertanyakan nya tanpa menjadi skeptis dalam segala hal sehingga kehendak bebas menjadi penyelesaian. Artinya kebebasan kehendak yang dimaksud adalah area terdalam mengapa manusia memiliki tingkah laku yang baik, dan pandangan positif kehidupan sebagai persoalan tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. kemudian menjadi motif mengapa manusia menyadari kebebasan itu bisa dimiliki di tengah keterbatasan yang ada, dan menolak persepsi bahwa kebebasan itu tidak pernah ada karena dunia hanyalah representasi dan determinisme.} }